Jenazah Kim Jong-nam Ditahan, Korut Tuntut Malaysia

Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara yang dibunuh.
Sumber :
  • REUTERS/Eriko Sugita

VIVA.co.id – Korea Utara sangat geram karena Kepolisian Malaysia menolak memberikan jenazah Kim Jong-nam, kakak tiri orang nomor satu Korut Kim Jong Un. Melalui Duta Besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Kang Chol, Korut meminta jenazah Kim dipulangkan segara dan tak ada pemeriksaan post-mortem.
 
Namun Kepolisian Malaysia melalui Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar, menegaskan bahwa Korut tetap harus mematuhi aturan hukum yang berlaku di Malaysia. Jenazah Kim tidak akan diserahkan kepada siapapun sebelum mendapatkan sampel DNA kerabat Kim. Selain itu, investigasi mengenai penyebab kematian dan siapa pelakunya juga harus selesai.
 
“Kami akan sangat merespons tindakan ini, kami akan membawa masalah ini ke pengadilan internasional,” kata Kang kepada awak media tengah malam kemarin, di National Institute of Forensic Medicine di Rumah Sakit Kuala Lumpur, seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu, 18 Februari 2017.

Polisi Bongkar Jaringan Hacker Luar Negeri

Selain proses yang harus dilalui Kepolisian Malaysia, permasalahan juga terjadi karena Korut juga telah menolak permintaan sampel DNA dari Kepolisian Malaysia. Disampaikan tegas oleh Kang, Korut tidak akan memberikan sampel apapun kepada Malaysia.
 
Saat ini Korut tetap kekeh dengan pernyataan Malaysia sebelumnya, bahwa dari awal dikatakan Kim meninggal akibat serangan jantung di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
 
Diketahui, setelah invetigasi lebih lanjut, ternyata Kim Jong-nam tewas diduga kerena diracun. Para pejabat Korea Selatan dan AS menyatakan Kim Jong-nam dibunuh oleh Intel Korut.
 
Dua tersangka wanita asal Indonesia dan Vietnam telah ditangkap, sementara seorang pria Malaysia juga turut ditahan untuk dimintai keterangan. Polisi kini masih memburu empat pria lainnya yang diyakini sebagai dalang dari pembunuhan Kim.
 
Agen mata-mata Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen di Seoul meyakini bahwa pelaku pembunuh Kim, bertindak atas perintah dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Pejabat Amerika juga meyakini Korea Utara harus bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Warga Korea Utara.

Ngerinya Biro 121, Senyap sampai Bikin AS Nyapnyap

Korea Utara memiliki tentara siber yang mampu menyerang musuh-musuhnya. Pasukan senyap yang bernaung di bawah Biro 121 dan bagian dari 'General Bureau of Reconnaissance'.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2024