Wali Kota di Prancis Didenda Rp29 Juta karena Anti-Islam

Wali Kota Beziers, Prancis, Robert Menard.
Sumber :
  • en.wikipedia.org

VIVA.co.id – Seorang Wali kota di Prancis dikenai denda sebesar dua ribu euro (setara Rp29 juta), karena terbukti menebar kebencian terhadap Muslim. Robert Menard (63), Wali Kota Beziers, sebelah selatan Prancis, ini mengatakan bahwa ada terlalu banyak murid beragama Islam di sekolah di wilayah kekuasaannya.

5 Negara Terang-terangan Ada Gerakan Islamophobia

Pemimpin beraliran ultra-nasionalis sama seperti kandidat Presiden Prancis Marine Le Pen, adalah sekutu Partai Front Nasional yang sangat antiimigran dan Muslim.

Mengutip situs BBC, Rabu, 26 April 2017, pada 1 September tahun lalu di mana saat itu hari pertama bersekolah, Menard tiba-tiba saja menulis di akun Twitter pribadinya bahwa ia menyaksikan "perubahan besar-besaran".

New York City Schools Provide Learn about Antisemitism, Islamophobia

Pernyataan itu menggambarkan dugaan "penggusuran" populasi Kristen kulit putih Prancis oleh para migran. Pada 5 September, Menard yang mantan wartawan ini mengatakan bahwa ia mengunjungi sebuah sekolah dan melihat 91 persen dari murid sekolah tersebut adalah Muslim.

"Sangat jelas ini adalah masalah. Ada batasan untuk toleransi," ungkapnya. Tak pelak, Pengadilan Prancis menerapkan denda kepada Menard sebesar Rp29 juta karena telah menebar kebencian terhadap salah satu agama dan golongan.

Ramai Seruan Boikot Drama Marry My Husband, Penulis Ceritanya Diduga Islamophobia

Namun, Menard membela komentarnya dan mengatakan kalau dirinya mengaku baru saja menggambarkan situasi di kota yang dipimpinnya. "Ini bukan penilaian, ini adalah fakta, dan saya melihatnya," tuturnya.

Ia pun akan mengajukan banding atas keputusan tersebut. Menard adalah politisi lokal pengkritik keras masalah imigran. Ia merupakan politikus independen namun didukung oleh Front Nasional pimpinan Le Pen.

Isu rasisme di Prancis mencuat kembali seiring dengan digelarnya pemilihan presiden putaran kedua antara Emmanuel Macron dan Le Pen. Puncak pilpres akan digelar pada 7 Mei mendatang.

Anggota Parlemen Inggris Lee Anderson (Doc: ANews)

Anggota Parlemen Inggris Dinonaktifkan dari Partainya Karena Menjelekkan Islam

Anggota Parlemen Inggris dari Partai Konservatif, Lee Anderson, ditangguhkan keanggotaan partainya karena pernyataannya yang kontroversi soal Wali Kota London, Sadiq Khan

img_title
VIVA.co.id
25 Februari 2024