25-05-1977: Larangan Karya Shakespeare di China Dicabut

Ilustrasi pementasan drama Shakespeare
Sumber :
  • Reuters/Dylan Martinez/File Photo

VIVA.co.id – Hari ini, tahun 1977 silam, China mencabut larangan buku dan karya sastrawan Inggris William
Shakespeare di negaranya. Pencabutan larangan itu sebagai momentum akhir Revolusi Budaya di China yang berlangsung sejak masa kepemimpinan Mao Tse-Tung.

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Pada tahun 1966 Mao Tse-Tung yang merupakan pemimpin Partai Komunis China pada saat memimpin Tiongkok mendeklarasikan Revolusi Budaya yang dilakukan untuk menyosialisasikan kembali nilai-nilai Komunisme China kepada warganya. Pada saat itu istrinya yang bernama Chiang Ching menjadi salah satu Menteri Kebudayaan tak resmi di Negeri Tirai Bambu.

Pada masa Revolusi Budaya, banyak warga yang ditahan karena dianggap melawan negara termasuk jika membaca dan mengedarkan karya-karya yang dianggap tak sesuai dengan komunisme. Dikeluarkan larangan terhadap berbagai karya sastra budaya termasuk musik, film, buku sastra dan teater yang tidak memuat konten paham komunisme.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Namun pada awal tahun 1970-an, China merasa perlu membuka negaranya demi kemajuan karena kepentingan dagang pada saat itu. Sementara pada tahun 1973, Presiden Amerika Serikat Richard Nixon juga berkunjung ke China sebagai bagian dari kampanye keterbukaan.

Pada tahun 1976, diumumkan bahwa Revolusi Budaya berakhir dan pada Mei 1977 dicabut larangan terhadap karya-karya sastrawan kenamaan dunia, Shakespeare di China. (mus)

GAC Aion Jual 1 Juta Mobil Listrik dalam Waktu Relatif Singkat
Wuling BinguoEV di Mandalika

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Perjalanan ini berhasil membuktikan, bahwa mobil listrik BinguoEV mampu menempuh perjalanan jauh dengan aman dan nyaman.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024