Petugas Rapid Test Cabul Bandara Soetta Ternyata Jual HP buat Kabur

Petugas rapid test cabul di Bandara Soetta berhasil ditangkap (tengah, topi merah).
Sumber :
  • Sherly / VIVA.

VIVA – Oknum petugas rapid test COVID-19 bernama Eko Firstson yang melecehkan, menipu, dan memeras wanita berinisial LHI di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sempat menjual telepon selulernya guna menambah ongkos untuk kabur.

Polda Jatim: Kapolda Instruksikan Tindak Tegas Polisi di Surabaya yang Diduga Cabuli Anak Tiri

Eko menjual dua unit ponselnya, kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa, 29 September 2020.

Tersangka tidak kabur sendirian, melainkan mengajak seorang teman wanitanya sehingga ponselnya dia jual. Uang hasil penjualan ponsel itu dia gunakan untuk melarikan diri melalui jalur darat. Tersangka bersembunyi di wilayah Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara.

Anak di Bawah Umur Diduga Dicabuli Saudara di Cengkareng, Begini Modusnya

Baca: COVID-19 Renggut Nyawa 127 Dokter, 9 Dokter Gigi dan 92 Perawat

Polisi telah memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) di Bandara Soekarno-Hatta hingga tiga bulan lalu untuk mencari tahu kemungkinan korban lain dari Eko. Sejauh ini belum ditemukan korban lain. Yang tampak hanya satu korban, yakni LHI.

Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi 

Meski begitu, polisi tetap mendalami ada dugaan korban lain dan tak berhenti begitu saja. Polisi mengimbau masyarakat yang merasa pernah diperas, bahkan dilecehkan di Bandara Soetta, untuk segera membuat laporan polisi. 

"Selama dia di sana, itu CCTV kami lihat selama tiga bulan. CCTV ini tidak ada (kasus serupa) sama sekali yang kami temukan; hanya satu ini, ya, tapi masih kami dalami," katanya.

Lewat media sosial, korban sebelumnya menceritakan kronologi kejadian itu dalam akun Twitter @listongs. Pada Minggu, 13 September 2020, dia hendak pergi ke Nias, Sumatera Utara, dari Jakarta. Menurut korban, saat itu dia belum sempat rapid test hingga akhirnya memilih untuk rapid test di bandara.

Setiba di sana, jadwal penerbangan menuju Nias pukul 06.00 WIB dan dia sudah sampai di Terminal 3 pada pukul 04.00 WIB untuk menjalani rapid test.

Dari hasil rapid test itu, dia dinyatakan reaktif. Dalam akun @listongs, perempuan itu pun pasrah mendapatkan hasil itu. Ia tidak mempermasalahkan bila penerbangannya harus dibatalkan mengingat keberangkatan menuju Nias bukan hal yang penting.

Namun, saat yang bersamaan, seorang pria –yang belakangan diketahui oknum petugas itu–datang menghampiri. Si pria pun bertanya soal keinginan perempuan itu menuju Nias, bahkan menawarkan cara dengan mengganti data diri agar tetap bisa melanjutkan penerbangan.

Singkat cerita, @listonngs pun akhirnya mendapatkan surat dan melanjutkan perjalanannya menuju departure gate. Namun, saat hendak masuk ke departure gate, pria itu pun mengejarnya dan mengajak mengobrol di tempat yang sepi.

Si pria meminta imbalan. Setelah negosiasi, akhirnya yang LHI memberi uang sebesar Rp1,4 juta kepada si oknum petugas melalui sistem transfer bank.

Si pria langsung melakukan tindak pelecehan. Di akun @listongs, diceritakan pria itu mencium dan meraba area dadanya. Ini membuat korban langsung syok dan menangis histeris.

Kasus ini pun langsung viral, khususnya di jagat Twitter. Mengetahui adanya kejadian itu, polisi Bandara Soekarno-Hatta Tangerang langsung bergerak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya