Jual Bayi Modus Adopsi, Suhendra 'Ayah Sejuta Anak' Ditangkap Polisi

Suhendra 'Ayah Sejuta Bayi' ditangkap polisi.
Sumber :
  • VIVA/ Muhammad AR.

VIVA Kriminal - Suhendra Abdul Halim (32 tahun), pria yang menamai dirinya "Ayah Sejuta Anak" ditangkap Satreskrim Kepolisian Resor Bogor. Pria yang viral di media sosial karena mengurus puluhan bayi itu ditangkap lantaran diduga menjual bayi bermodus adopsi dan menampung ibu hamil sampai melahirkan.

Terkuak, Usia Janin Wanita Hamil di Kelapa Gading yang Tewas Dibunuh

"Siang hari ini kami akan menyampaikan informasi terkait pengungkapan dugaan TPPO dan atau penculikan, penjualan, atau perdagangan anak. Sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 35 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," kata Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin, Rabu, 28 September 2022.

Diminta Uang Rp15 Juta

Wanita Hamil Tewas di Ruko Kelapa Gading Dipaksa Aborsi oleh Kekasih Gelapnya

Imam melanjutkan, orang yang mengadopsi diminta uang Rp15 juta dari setiap satu anak yang diadopsi pelaku. Pelaku membatasnamakan Yayasan Ayah Sejuta Anak. Dari hasil pemeriksaan, polisi menendapati 5 orang ibu hamil di rumah penampungan.

Ilustrasi bayi.

Photo :
  • U-Report
Wanita Hamil yang Ditemukan Tewas di Ruko Kelapa Gading Punya Hubungan dengan Terduga Pelaku

"Berhasil menyelamatkan 5 ibu hamil yang menunggu lahiran dari tempat penampungan mereka tersebut," kata Iman.

5 Ibu Hamil Sudah Diserahkan ke Dinas Sosial

Iman mengatakan, kelima ibu hamil tersebut sudah diserahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk diberikan perlindungan dan penanganan sampai yang bersangkutan melahirkan. Satu orang yang sudah diadopsi secara ilegal oleh pengadopsi di Lampung.

"Satu dijual oleh si pelaku ke Lampung juga sudah diselamatkan anaknya, dan diserahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk dilakukan pemeliharaan anak yang layak. Saat ini tersangka sedang dalam penyidikan Satreskrim Polres Bogor, dan kami terus melakukan pengembangan terkait dugaan jaringan lainnya," kata Iman.

Iman menyampaikan tersangka dipersangkakan Pasal 83, 76 huruf F UU nomor 35 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 dengan ancaman pidana minimal 3 tahun, maksimal 15 tahun penjara, denda maksimal Rp300 juta.

"Mudah-mudahan bisa berkembang atau mungkin ada pidana lain yang menyertai dari perbuatan tersebut," kata Imam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya