Terisolasi Akibat Proyek Tol JORR Kunciran-Bandara

Pemukiman warga yang terkurung proyek Tol JORR II Kunciran-Bandara Soetta.
Sumber :
  • Foe Peace

VIVA – Puluhan warga blok 007 Kampung Rawa Bokor RT 003 RW 001, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten, hidup tak karuan lantaran belum dapat ganti rugi akibat pembangunan Jalan Tol JORR II Kunciran-Bandara yang telah dimulai. Mereka bertahan hidup di tengah kebisingan pembangunan.

Polisi Ungkap Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Ancol

Salah satu warga bernama Andi mengaku heran atas apa yang dilakukan pelaksana proyek JORR. Mereka justru memberi ganti rugi untuk warga yang bermukim di perumahan Taman Kota yang berada tidak jauh dari lokasi proyek.

"Ada sebagian di Perumahan Taman Mahkota kena ganti rugi, mungkin karena mereka orang kaya jadi pengembang takut dan dapat ganti rugi. Yang mepet sekali dapat ganti rugi, sekarang jadi ada jarak," kata Andi kepada VIVA, Kamis 22 Februari 2018.

Nekat Masuk Tol JORR, Pria Diduga Depresi Ditangkap Polisi

Pemukiman warga yang terkurung proyek Tol JORR II Kunciran-Bandara.

Andi menceritakan, awalnya pemukiman tempat tinggalnya memang tak masuk ke dalam rencana yang akan dapat ganti rugi. Tapi karena bakal tidak ada akses keluar masuk, maka lahan mereka dijanjikan akan dibeli.

Pria Ini Tewas Ditabrak Truk Saat Benahi Kendaraan di Tol JORR

"Tidak ada kejelasan, kalau tol jadi, kami tidak ada akses jalan. Di depan tol dan di belakang tembok perumahan, jadi tidak ada jalan, terkurung," katanya.

Ganti rugi dijanjikan sejak 2014, tapi hingga kini tidak ada kejelasan. Sampai sekarang mereka masih tinggal dalam kondisi mengenaskan. Selain bising akibat alat berat yang terus melakukan pengerjaan siang dan malam. Suasana di sana juga kotor dan penuh debu. Apalagi saat matahari terik. Warga merasa sulit menghirup udara bersih.

Pemukiman warga yang terkurung proyek Tol JORR II Kunciran-Bandara Soeta.

Saat hujan, lokasi akan becek dan banjir lumpur. Karena itu, warga butuh kejelasan karena hidup mereka sangat tidak layak saat ini.

"Saat 2016, terakhir saya dengan akan dapat Rp5.007.000 per meter. Dulu (2014) Rp.4.007.000 per meter, bangunannya Rp2,5 juta," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya