Tiga Tahun Kematian Akseyna, Keluarga Minta Bantuan Jokowi

Akun Twitter diduga Akseyna 'hidup' kembali
Sumber :
  • Dok. Keluarga

VIVA – Pagi, 26 Maret tiga tahun lalu, Akseyna Ahad Dori, ditemukan tewas dengan posisi mengambang di Danau Kenanga, Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat.

Sindiran BEM UI Buat Rektor soal Kasus Akseyna: Delapan Tahun UI Kukuh Membisu

Berbagai upaya untuk mengusut tuntas kasus ini pun telah dilakoni penyidik. Namun sayang, hingga kini, Senin 26 Maret 2018, polisi belum juga menemukan titik terang.

Tak ingin putus asa, keluarga Ace, sapaan akrabnya, pun terus memantau perkembangan kasus ini. Namun nyatanya, hingga saat ini, belum ada perkembangan berarti atas kasus tersebut.

7 Tahun Belum Terungkap, Ayah Akseyna: Jangan Sampai Kadaluarsa

Beberapa waktu lalu, melalui cuitan di akun Twitter, ayah korban pun akhirnya memohon bantuan sang Presiden RI Joko Widodo.

Dalam status di akun Twitter-nya, Kolonel Sus Mardoto, ayah korban, berharap dengan perhatian Jokowi terhadap kasus itu, sang pelaku dapat segera ditemukan.  

Permintaan Terbaru Ayah Akseyna ke Polri soal Kematian Anaknya

“Sebagai manusia biasa, yang kehilangan anak, saya ingin mendapat perhatian seperti Bapak Presiden memperhatikan kasus Novel (penyidik) KPK,” kata Mardoto saat dihubungi VIVA, Jumat 2 Maret 2018.

Mardoto mengatakan, pada 26 Maret, tepatnya di mana jasad Akseyna ditemukan di Danau Kenanga UI Depok, dia akan bertolak ke Jakarta. “Rencana iya mau ke Jakarta, saya juga akan mampir ke Polresta Depok menanyakan kasusnya,” kata pria yang bertugas di TNI AU tersebut.

Berikut cuitan lengkap Mardoto pada tiga tahun kematian putra kesayangannya tersebut:

Hari ini hampir tiga tahun kasus pembunuhan anak saya Akseyna di danau kenanga Universitas Indonesia, pak @Jokowi mhn dukungan bapak selaku presiden RI, agar dicari/ditemukan pelakunya dan segera dapat dutuntaskan kasus ini. Cc: @polhukamRI @DivHumas_Polri @HumasMetroJaya

Akseyna atau yang akrab disapa Ace itu ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI Depok pada 26 Maret 2015. Saat itu, penyidik menemukan kejanggalan atas kematian korban.

Di antaranya, terdapat sejumlah batu di dalam tas gemblok yang dikenakannya saat ditemukan tak bernyawa, kemudian surat yang diduga ditulis oleh dua karakter berbeda di kamar indekos korban, beberapa luka lebam, dan tanda bekas seretan di bagian sepatu.

Namun, hingga berita ini diturunkan, kasus itu belum juga menemukan titik terang. Padahal, kasus tersebut telah ditangani oleh lima kapolresta Depok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya