Jembatan Bersejarah Diusik Vandalisme, Wakil Wali Kota Depok Geram

Aksi coret-coret di jembatan Panus Depok telah dibersihkan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA – Keindahan Jembatan Panus yang merupakan salah satu situs bersejarah peninggalan Belanda di Kota Depok, Jawa Barat, terusik ulah tangan jahil yang melakukan aksi corat-coret atau vandalisme. Kasus itu kini telah menjadi sorotan serius pemerintah setempat.

Heru Budi Mengaku Tak Tahu soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Capai Rp 22 M

Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna telah berkoordinasi langsung kepada sejumlah pihak untuk membenahi jembatan tersebut. Bahkan, Pradi telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk mencari tahu siapa pelakunya karena dalam coretan tersebut tertulis nama salah satu sekolah swasta di Kota Depok.

“Ini sangat disayangkan ya, di tengah keseriusan kami menata kota dan menjaga situs-situs bersejarah tapi malah dikotori. Saya sudah telepon kadisdik untuk ditindaklanjuti. Saya juga minta agar segera dihapus itu coretan,” ujar Pradi kepada wartawan, Selasa, 15 Januari 2019.

Diduga Wisatawan Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Netizen: Bikin Malu

Dia juga mengancam bakal memberikan sanksi tegas kepada siapa pun pelaku yang melakukan vandalisme di Kota Depok. “Kita (Pemkot) bukan cuma tukang bersih-bersih terus. Ini harus ada kesadaran untuk ikut menjaga keindahan kota. Kalau ada yang masih bandel tentu ada sanksinya,” kata Pradi.

Untuk mengantisipasi adanya kasus serupa, Pradi telah mengusulkan pemasangan kamera pengintai atau CCTV. Pihaknya juga akan semakin gencar mendatangi sekolah-sekolah maupun tempat kumpul kaum muda-mudi di Kota Depok.

Makam Sunan Kalijaga Terendam Banjir, Peziarah Tetap Berdatangan: Berdoa Air Cepat Surut

“Kami datang ke kelompok-kelompok muda agar mereka punya semangat untuk membangun kota ini bukan sebaliknya," ujarnya.

Terpisah, Ferdy Jonathans, penggiat situs sejarah Kota Depok yang juga koordinator Bidang Harta Milik Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein atau YLCC, menyatakan kekecewaannya terhadap perilaku vandalisme di Jembatan Panus. “Terus terang saya sangat kecewa dengan corat-coret di Jembatan Panus, apalagi sekarang Pemkot Depok sedang memperbaiki jembatan Panus,” katanya.

Ia menyarankan agar Pemkot Depok dapat memberikan perhatian khusus terhadap situs dan cagar budaya Depok. “Saya saran untuk Pemkot Depok tetap memberikan perhatian khusus kepada situs dan cagar budaya Depok dan membuat program seminar-seminar dan talk show tentang sejarah kota ini," ujarnya.

Pantauan VIVA, coretan pada dinding jembatan kini telah hilang dengan dilapisi cat warna putih. Sebelumnya, pada dinding itu terlihat tulisan nama sebuah sekolah.  

Jembatan Panus adalah salah satu peninggalan zaman kolonial Belanda yang diperkirakan dibangun pada 1917 oleh seorang insinyur bernama Andre Laurens. Nama Jembatan Panus diambil dari nama salah seorang warga yang tinggal di samping jembatan, yakni Stevanus Leander. Namun, warga lokal biasa memanggilnya Panus yang akhirnya diabadikan menjadi nama jembatan tersebut. 

Pada masa pemerintahan Belanda, jembatan ini merupakan satu-satunya jembatan penghubung antara Depok dan Bogor serta ke Batavia. Sementara itu, pada masa kini, jembatan tersebut memiliki fungsi sebagai pemantau naiknya debit kiriman air dari Bogor saat musim penghujan.  

Hal ini karena salah satu kaki jembatan itu digunakan sebagai tiang ukur memantau ketinggian air untuk mewaspadai banjir saat musim penghujan. Di seberang jembatan lama itu, terdapat Jembatan Panus lainnya yang dibangun pada tahun 1990-an.

Jembatan tersebut juga melintas di atas Kali Ciliwung tepatnya di Jalan Tole Iskandar yang merupakan akses penghubung antara Bogor, Depok, dan Jakarta. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya