PSI Manuver Lagi, Jegal Anies di Gelaran Formula E

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat meninjau ajang Formula E beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • www.instagram.com/aniesbaswedan

VIVA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali 'mengusik' Anies Baswedan. Lewat fraksinya di parlemen, partai pendatang baru di Pemilu 2019 itu ingin menggalang dukungan fraksi-fraksi di parlemen DKI untuk menolak pengajuan anggaran untuk Formula E di APBD DKI 2020. 

Keras! Refly Sentil Anies: Dia Kan Individual, Tak Perlu Raker untuk Mengatakan Oposisi

Sebelum ini, PSI melalui kadernya di DPRD DKI, William Aditya Sarana, mengungkap ajuan-ajuan janggal di usulan APBD DKI 2020. William menyentil usulan anggaran lem Aibon senilai Rp82 miliar, kemudian pena dengan total usulan Rp123,85 miliar dan lain sebagainya.

Untuk pengajuan APBD DKI 2020, PSI juga menyoal pengajuan anggaran balap mobil listrik Formula E di Jakarta tahun 2020. Anggota fraksi PSI DPRD DKI Anthony Winza Probowo mengatakan balapan mobil listrik yang rencananya digelar 2020 itu, bukan hal strategis yang harus diselenggarakan DKI.

Pengamat: Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Berani

"Ini penyelenggaraannya pakai uang rakyat. Padahal saya turun ke masyarakat, saya lihat masih banyak rakyat yang belum dapat akses air bersih, masih banyak rakyat hidup susah," ujar Anthony di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis, 7 November 2019.

Anthony menilai balapan Formula E sebagai acara yang hanya sebagai panggung untuk menaikkan citra Jakarta, juga mengangkat sosok yang membawa gelaran internasional itu ke Ibu Kota. Padahal, ada banyak permasalahan Jakarta yang seharusnya bisa diselesaikan dibanding alokasi anggaran balap Formula E.

Pesan Ahok ke Gubernur Jakarta: Nomor Hp Kasih Tahu ke Warga Supaya Semua Bisa Ngadu

"Banyak juga gedung sekolah di Jakarta yang masih belum direhabilitasi. Ini malah mendadak memasukkan kegiatan triliunan untuk dipakai untuk keperluan event panggung," ujar Anthony.

Apalagi DKI saat ini sedang mengalami defisit anggaran. Penyelenggaraan acara yang akan menghabiskan triliunan rupiah dari APBD bukan hal yang tepat. Karenanya, PSI akan menggalang dukungan fraksi lain di DPRD DKI, untuk menolak ajuan anggaran balap Formula E.
 
"Kami mencoba, sedang membangun komunikasi (dengan anggota-anggota DPRD DKI lain)," kata anggota fraksi PSI DPRD DKI Anggara Wicitra. 

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Jakarta bakal jadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E pada tahun 2020. Rencananya, balapan internasional ini akan digelar di sekitar kawasan Monas pada bulan Juni tahun mendatang.

Rencana terkait Formula E pada 2020 sudah diwacanakan sejak Agustus 2019. Jakarta akan jadi tuan rumah baru bersama Seoul dan London. Anies menjelaskan balap Formula E terkenal sebagai ajang balap mobil listrik yang menggunakan jalanan perkotaan sebagai arena balap. 12 kota di dunia sudah menggelar ajang ini seperti Hong Kong, Roma, Paris, Berlin, dan New York.

Pebalap Indonesia Rio Haryanto di ajang Formula E

Untuk mewujudkan gelaran itu, Pemerintah Provinsi DKI mengajukan alokasi anggaran hampir Rp1 triliun dari APBD DKI. Usulan diajukan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI dalam rapat pembahasan rencana APBD 2020 dengan Komisi E DPRD DKI.

Berdasarkan data yang disajikan pada Kamis, 15 Agustus 2019, pagu anggaran indikatif untuk Formula E adalah Rp934.325.299. Anggaran itu terdiri dari biaya penyelenggaraan sebesar 22 juta Poundsterling (+/- Rp9,006 miliar), lalu biaya asuransi sebesar 35 juta Euro.

Nah, untuk memuluskan rencana sebagai tuan rumah Formula E, Jakarta mesti mengeluarkan anggaran hingga Rp346 miliar, supaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan ajang balapan mobil listrik Formula E. 

Menurut Anies yang juga mantan Mendikbud ini, anggaran yang setara dengan 20 juta poundsterling itu merupakan biaya komitmen atau 'commitment fee' yang diberikan ke Fédération Internationale de l'Automobile (FIA).

"Jumlahnya 20 juta poundsterling," ujar Anies, Agustus 2019, lalu. Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi mengaku sepakat dengan Anies untuk menggelar balap Formula E di Jakarta. Dia menilai commitment fee senilai Rp346 miliar diyakini sebagai investasi, demi efek ekonomi yang juga akan diraih Jakarta.

Sebelum PSI, anggaran fantastis untuk biaya penyelenggaraan Formula E sempat disorot sejumlah legislator Jakarta. Ketua Komisi E DPRD DKI dari PDIP, Syahrial menilai anggaran yang totalnya sekitar Rp1,2 triliun itu terlalu tinggi untuk acara internasional yang pertama kali akan diselenggarakan di Jakarta.

"Ini hampir Rp1 triliun loh," ujar Syahrial. Yakni Rp9,006 miliar untuk kegiatannya saja, kemudian Rp360 miliar hanya untuk 'commitment fee' atau 'biaya jadi' ke FIA supaya Jakarta menjadi tuan rumah Formula E.

Anies sendiri mengaku heran Formula E, gelaran internasional balap mobil listrik yang akan diselenggarakan di DKI Jakarta, lebih disoroti dari aspek biayanya oleh media. Menurut Anies, media tidak melakukan hal serupa saat pemerintah pusat menyelenggarakan Asian Games 2018.

"Biasanya di tempat lain (biaya penyelenggaraan acara olah raga internasional) enggak dibahas. Kayak membahas (biaya) Asian Games. Ada enggak yang melihat berapa biaya untuk prosesnya?" ujar Anies beberapa waktu lalu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Bahkan, menurut Anies, gelaran yang tak jauh berbeda yang diselenggarakan di daerah lain, yaitu MXGP di Semarang, Jawa Tengah, juga tak disoroti secara benar-benar mendalam dari segi biaya oleh media. "Ketika proses MXGP di Semarang juga enggak ada (pembahasan mendalam soal biaya)," ujar Anies.

Anies menjamin proses penganggaran Formula E Jakarta transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Ajang balapan mobil listrik di sirkuit jalan raya itu akan digelar 2020 nanti. "Nanti ada proses. Ini semua prosesnya transparan," ujar Anies.

Menurut Anies, penganggaran yang besar untuk acara olahraga internasional, merupakan sesuatu yang benar-benar lazim. Ia meyakini anggaran Formula E Jakarta disorot secara mendalam karena acara itu rencananya digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya. 

"Kita menyelenggarakan event internasional itu harus ada (anggaran yang dialokasikan)," ujar Anies.

Ia mengaku sudah melaporkan rencana kegiatan ini kepada Presiden Joko Widodo, dan Jokowi mendukung Anies. 
Menurut Anies, Jokowi memiliki pandangan bahwa Formula E di Jakarta, memiliki efek langsung, juga tidak langsung. Efek langsung (tangible) yaitu bergeraknya ekonomi Ibu Kota di kisaran Rp1,2 triliun.

Sedangefek tidak langsung atau 'non-tangible' berupa tereksposnya Jakarta, atau secara umum Indonesia di dunia internasional. Setidaknya akan menjadi magnet juga untuk turis-turis asing semakin berdatangan ke Indonesia menyaksikan event tersebut.

Apalagi, ajang balapan mobil listrik Formula E yang akan diselenggarakan Pemprov DKI pada 2020 itu, bakal disiarkan langsung ke setidaknya 120 negara di dunia. Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sadikin Aksa, mengatakan DKI harus mampu memanfaatkan hal itu untuk mempromosikan ibu kota Indonesia ke seluruh dunia.

"Penonton Formula E itu ada dari 120 negara, (menonton) live," ujar Sadikin usai audiensi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di Balai Kota DKI, September 2019 lalu. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya