Suasana Haru Saat Siswa SMK Lingga Kencana yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok

Rombongan bus SMK Lingga Kencana yang selamat tiba di Depok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok – Isak tangis menyambut kedatangan rombongan bus SMK Lingga Kencana yang selamat dari kecelakaan maut di Ciater, Jawa Barat. Dua bus selamat dan satu mengalami kecelakaan. Bus yang selamat tiba di Depok Minggu, 12 Mei 2024, pukul 04.59 WIB dengan pengawalan Satuan Lalu Lintas Polres Metro Depok.

Rajin Turun ke Masyarakat, Eman Suherman Dinilai Beri Solusi Atasi Masalah Warga Majalengka

Siswa terlihat turun bus dengan mata sembab. Mereka langsung menghampiri orang tua saat turun dari bus.

Ririn Parulian, salah satu wali murid mengatakan, dirinya sudah memperingatkan pihak sekolah soal kelayakan bus. Saat ditanyakan, pihak sekolah meyakinkan bus dalam kondisi layak jalan.

Golkar Tunggu Hasil Survei meski Ridwan Kamil Didukung Gerindra Maju Pilkada Jakarta

Bus pariwisata terguling di Ciater, Subang

Photo :
  • tvOne

“Saya tidak mau anak, walaupun bukan anak kandung saya, tapi mobil itu diperiksa, servisnya memuaskan, saya ini guru 'oke bu tenang aja, mobilnya kami bawa semua dengan baik', ini saya rapat di YKS, di situ saya ngomong, benar ya pak bertanggung jawab kalau tidak ada apa-apa,” katanya, Minggu, 12 Mei 2024.

Orang Tua Ngeluh Server PPDB di Depok Down

Dia mengaku khawatir dengan lokasi yang dituju untuk perpisahan. Oleh karenanya dia menanyakan kepada sekolah mengenai kelayakan bus. Awalnya, rencana perpisahan hanya digelar di sekolah. Namun tiba-tiba acara berubah dan perpisahan digelar di Bandung.

“Oke kita menurut semuanya, tapi saya titip salam, saya ini guru, jadi saya tahu prosedur kaya apa tentang guru, mobil nomor satu, 'tenang aja bu, kami aman-aman aja',” katanya.

Sejak mendengar kabar kecelakaan semalam, dia mengaku tidak tenang. Kendati Amiludin bukan anak kandungnya, namun Ririn sudah mengurus anak itu sejak setahun lalu karena ayah Amiludin meninggal dunia.

“Saya merasa kasihan dengan ibunya, bapaknya sudah meninggal 1 tahun lalu, saya iba, saya yang biayai pendidikannya, sekarang kalau ditanya (kondisi rombongan bus), 'ke sini bu, ke sini bu' pusing nggak, saya ini guru, tidak kaya gitu jawabannya,” ujarnya.

Sejak semalam dia mengaku makin kecewa dengan sekolah. Karena dia tidak mendapat informasi yang jelas mengenai kondisi murid-murid. Padahal dalam tiap bus ada perwakilan guru yang mendampingi.

“Saya ini guru, saya tahu caranya prosedur untuk jalan-jalan, jadi kalau ditanya cepet dong, oke ini musibah, saya pun kasihan sama wali kelas anak saya ini,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya