- photobucket.com
VIVAnews - Sedikitnya 10 kafe yang berada di sepanjang Jalan Bugis hingga kawasan Permai Tanjung Priok, Jakarta Utara disegel petugas. Kafe itu dianggap menyalahi aturan, seperti salah guna tempat, karena izinnya sebagai rumah makan.
Petugas memasang garis segel dari Pemda DKI, Senin 3 Januari 2011. Petugas juga menempelkan surat segel dari Gubernur DKI, CQ Kasat Pol PP DKI Jakarta berdasarkan STBLD No 226 tahun 1926 tentang ijin tempat usaha, dan Perda 10 tahun 2004 tentang Kepariwisataan.
Padahal, pada Kamis 31 Desember 2010 kemarin, petugas sudah menutup paksa kafe-kafe itu. Saat itu petugas gabungan yang menutup terdiri dari 150 personel Satpol PP, puluhan personel Polri dan TNI, serta warga dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Jakarta Utara.
Namun kafe-kafe di wilayah itu, kembali beroperasi memanfaatkan momen malam pergantian tahun untuk meraup keuntungan. Kafe-kafe itu diantaranya Kafe Hennesy, Kafe Bacicu, Kafe Aries, Kafe Lambada, Kafe Tumoutou, Off Shore, dan Jupiter.
"Mereka menyalahi aturan. Tempat itu harusnya digunakan sebagai rumah makan," kata Kepala Satpol PP PP Jakarta Utara, Suhasril.
Kemudian kafe-kafe itu berada di tengah pemukiman, dianggap menggangu ketenangan warga setempat. Dan ijin kafe-kafe itu sudah dicabut sejak dua tahun lalu.
Salah satu pengelola kafe yang biasa dipanggil Ucok mengatakan, penyegelan itu terkesan pilih kasih. Ucok menilai, masih banyak tempat-tempat maksiat yang hingga kini masih leluasa beroperasi.
Lokasi-lokasi yang disebut Ucok seperti di kawasan Rawa Malang, bar dan diskotik di sepanjang Jalan Raya Cilincing Jakarta Utara, dan lokasi lainnya. "Tempat-tempat itu sudah jelas maksiat dan lokasinya juga di jalur hijau, tapi sampai sekarang masih leluasa beroperasi," ungkap Ucok. (sj)
Laporan: Arnes Ritonga l Jakarta Utara
Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus
Belakangan ini, viral di media sosial sopir pikap menghadang dua bus yang berusaha melawan arus di perempatan lampu merah.
