VIVAnews - Himpitan ekonomi membuat Muhamad Jamil, bocah berusia 14 tahun tak bisa bisa beraktivitas seperti anak-anak normal lainnya. Jamil, harus dikurung dan dipasung di lantai dua rumah di Jalan Tegal Parang I, RT 05 RW06, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Orangtua Jamil terpaksa melakukan itu karena tidak sanggup membiayai pengobatan anak ke-4 dari lima bersaudara yang diduga mengidap kelainan jiwa.
Ayah Jamil, Minan, mengikat anaknya dengan rantai berukuran sepanjang dua meter sejak tujuh bulan lalu. Ini lantaran sering mendapat protes dari warga atas tingkah anaknya. "Anak saya suka masuk ke rumah orang, bahkan hampir membakar sebuah rumah ketika dia membakar sampah tepat di samping rumah tetangganya," ucap Minan kepada VIVAnews.com.
Awalnya, Minan tidak tega merantai dan mengurung anaknya. Namun, setelah berkonsultasi dengan keluarga, ia terpaksa merantai Jamil di sebuah kamar berukuran 2x3 meter di lantai dua rumahnya.
Namun, rantai yang diikatkan di kaki kirinya tersebut hanya untuk menahannya supaya tidak beraktivitas di luar. "Kalau buang air dia masih bisa bilang, dan juga dia suka mandi," ujarnya.
Bahkan Minan terpaksa harus berhenti bekerja sebagai supir mikrolet untuk mengurus buah hatinya. Sang istri, Marmah, juga berhenti berjualan nasi uduk karena pelanggannya ketakutan melihat Jamil. "Jadi, untuk kebutuhan sehari-hari, kami disokong putra pertama yang bekerja sebagai buruh," ujarnya.
Kelainan Jamil terdeteksi sejak umur empat tahun. Saat itu, Jamil pulang dari bermain di sebuah sekolah tidak jauh dari rumahnya. Jamil membawa sebuah plastik kosong berisi air pemberian tukang ikan.
Dari penuturan kawannya, Jamil awalnya hendak mencuri ikan milik pedagang. Lantaran kepergok, Jamil dicubit hingga pahanya membiru. Penjual ikan kemudian memberikan plastik kosong berisi air. Sejak itu, tingkah laku Jamil mulai aneh.
Marmah mengaku tidak ada keanehan saat kelahiran Jamil. Anaknya lahir normal seperti kakak-kakaknya. Namun, sejak umur empat tahun tingkah laku Jamil berubah. Dia senang bermain sendiri, seakan-akan memiliki dunia sendiri.
Marmah belum pernah membawa Jamil berobat ke rumah sakit. "Biaya dari mana, kami hanya bisa mengobatinya di rumah saja, karena untuk makan sehari-hari saja sulit," ujarnya pasrah. (adi)
Sumber :
Baca Juga :
Semeru Erupsi dengan Letusan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter, Waspada Awan Panas dan Lahar
VIVA.co.id
14 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Juru parkir (jukir) liar yang viral mematok tarif sebesar Rp150 ribu di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, membagi duit pungutan parkir liar mereka ke anggota kelompok. Sepe
Penyanyi atau biduan dangdut Nayunda Nabila irit bicara usai dirinya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan dugaan kasus TPPU yang dilakukan SYL.
Biaya hidup terus meningkat, membuat banyak orang kesulitan untuk menjalani gaya hidup yang diinginkan. Namun, ada beberapa negara yang bisa hidup mewah dengan murah
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengunjungi pameran Seni Rupa Butet Kertaredjasa bertajuk 'Melik Nggendong Lali’ di Galeri Nasional, Jakarta Pusat , Senin, (13/5)
Pembunuh Mayat Dibungkus Sarung Santai Jualan di Warung Madura Usai Gorok Korban
Kriminal
14 Mei 2024
Warung tempat aktivitas pelaku berjualan itu adalah milik korban yang merupakan pamannya. Sang paman dibunuh pelaku lalu dibungkus dengan sarung.
Selengkapnya
Partner
KPU Kabupaten Gorontalo Tetapkan 1.057 Calon PPS Pilkada 2024 Lolos Administrasi
Gorontalo
7 menit lalu
Sebanyak 1.057 calon PPS Pilkada 2024 Kabupaten Gorontalo dinyatakan lulus administrasi. Selanjutnya, 1.057 calon anggota PPS ini akan mengikuti tes tulis berbasis CAT.
7 Project The Series Episode 3 mengisahkan seorang gadis yang menjadi korban perselingkuhan. Proud (Samantha Melanie Coates) yang hidup berdua sama ibunya karena ayahnya
Xiaomi menggemparkan pasar dengan Open Earphone di Indonesia. Harga bersaing, spesifikasi unggul. Segera temukan di sini!
Update Korban Banjir Lahar Gunung Marapi: 50 Meninggal, 37 Luka-luka, 3.396 Mengungsi
Jatim
13 menit lalu
Bencana banjir lahar Gunung Marapi di lima kabupaten di Sumatera Barat menimbulkan dampak kerusakan serius hingga ditetapkan dan diberlakukan masa tanggap darurat.
Selengkapnya
Isu Terkini