Usai Penggerebekan, Anggota Densus Minta Maaf

Rumah terduga pelaku bom buku digerebek (Sandy Alam Mahaputra | VIVAnews)
Sumber :

VIVAnews - Polisi melakukan penggerebekan di dua rumah yang diduga dihuni pelaku bom buku, Kamis pagi, 21 April 2011. Salah satunya adalah penggerebekan di rumah terduga pelaku bom buku Darto, di desa Rawadas, Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Menurut keterangan tetangga Darto, Ari (22 tahun), suara penggerebekan memang terdengar jelas dan sempat mengganggu ketenangan warga sekitar.

Ari mendengar suara pintu didobrak, yang kemudian disusul teriakan anggota Densus 88 Antiteror, yang mencari penghuni rumah.

"Heru di mana?! Cepat! Mana Heru?!" demikian teriakan anggota Densus usai mendobrak kontrakan milik Darto, seperti ditirukan Ari.

Ari pun sempat mendengar jawaban suara orang yang diduga Darto. "Saya tidak tahu," demikian jawaban penghuni rumah.

Kemudian, Ari menceritakan, terdengar juga suara hantaman pukulan dari dalam kontrakan Darto. Tak lama setelah terdengar suara hantaman pukulan, Ari melihat Darto dibawa anggota Densus dengan tangan diikat.

Atas peristiwa ini, salah seorang dari anggota Densus yang melakukan penggerebekan kemudian meminta maaf kepada warga.

"Maaf, maaf ya. Saya komandan Densus. Maaf sudah mengganggu ketentraman warga di sini," ucap Ari, menirukan ucapan orang yang mengaku pemimpin penggerebekan itu.    

Sekitar 30 menit kemudian, datang polisi membawa sepeda milik Wari, teman Darto yang juga penghuni kontrakan. Sepeda itu dibawa anggota Densus dari lokasi penggerebekan yang dilakukan di lokasi lain.

Menurut Ari, Wari sehari-hari bekerja sebagai pengupas bawang di salah satu pasar di Klender. Seperti Darto dan penghuni kontrakan lain, Wari juga dikenal tertutup. (sj)

Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23, Arab Saudi Tersingkir
Polisi bekuk pelaku begal yang bacok siswa SMP di Depok

Begal di Depok Nekat Beraksi Siang Bolong demi Beli Sabu

Begal itu menyasar pelajar dan perempuan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024