Disekap, Rohani Mengaku Selalu Dibawa Pindah

ilustrasi kriminal
Sumber :

VIVAnews - Selama disekap, Rohani Nurfitri mengaku selalu dibawa pindah dari satu kota ke kota lainnya di Indonesia. Hal tersebut terungkap setelah Rohani pulang ke rumah dan menceritakan apa yang dialami kepada orangtuanya. 

Menurut Ayah Rohani, Ujang saefudin, 51, anaknya sempat tinggal di Bandung dan Klaten, Jawa Tengah selama beberapa bulan. "Kemudian menetap di Pamulang Barat,” jelas Saefudin saat ditemui Mapolres Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu 4 Mei 2011.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini kondisi putrinya tersebut masih  shok dan belum mau banyak cerita soal kejadian yang dialaminya.

Bahkan, kata dia, putri kelima dari tujuh bersaudara itu tidak ingat lokasi rumah di daerah Pamulang  yang dijadikan tempat penyekapan selama tiga tahun. “Ketika saya tanya alamat yang di Pamulang, anak saya tidak hafal. Tapi yang jelas di daerah Pamulang Barat,” katanya.

C3 Aircross Dijual Murah, Citroen Tak Berminat Pasang Target Penjualan

Saat ini Polisi sedang menyelidiki keterkaitan kasus penyekapan Rohani Nurfitri, dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Pemeriksaan dilakukan setelah ditemukan kejanggalan pada diri Rohani.

Selain memintai keterangan Rohani, penyidik dari Polres Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga memeriksa Kenny,  14 tahun, yang merupakan kakak Rohani, dan kedua orangtuanya Syaefudin, 48 tahun dan Pujianti, 45 tahun.

Momen Shin Tae-yong Hibur Korea Selatan U-23 Usai Kalah Penalti

Kapolres Bogor, Ajun Komisaris Besar Polisi, Herry Santoso, mengatakan, pemeriksaan terhadap empat warga Kampung Sukasirna RT 1 RW 8, Desa Tamansari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor itu dilakukan atas dasar laporan orang hilang.

Diterangkan Herry, pada 1 Oktober 2008 lalu, tujuh anak Saefudin dan Pujianti yang bernama, Mingming Sari Mulyati. 21 tahun, Lisa Sapnur, 20 tahun, Melati Saputri, 18 tahun, Kenny, 14 tahun, Rohani Nurfitri, 12 tahun, Ramdhan Salahuddin, 12 tahun dan Mia, 9 tahun pergi dari rumah.

Kemudian pada 5 Oktober 2008, hanya tiga dari ketujuhnya yang pulang ke rumah. Mereka adalah Kenny, Ramdhan Salahudin dan Mia.

Orangtua khawatir kalau anak mereka terkait dengan kelompok Negera Islam Indonesia (NNI). Dia berhadap polisi dapat membantu mencari anaknya yang belum pulang.

Saepudin menjelaskan, kekhawatirannya terhadap keterlibatan anaknya dengan NII berawal saat anak pertamanya Mingming Sari Mulyati, masuk kuliah di Perguruan Tinggi Pamulang Fakultas Ekonomi.

Sejak 2008, anaknya itu sudah ikut pengajian di kampusnya. Sejak itu Sari jarang pulang dan selalu menantang orangtua soal agama. Di pengajian itu dia dekat dengan Bachrumsyah, warga Pamulang. Dia bahkan mempengaruhi adiknya untuk ikut bersamanya.

Rohani Nurfitri, kabur dari rumah di Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan, karena sudah tidak betah. Rohani selalu diajarkan untuk membenci orangtuanya.

Dia kemudian kabur dari rumah di Jalan Pamulang Permai, No 79, Blok C-32, RT 2 RW 10, setelah naik ke atap rumah dan meminta tolong kepada warga setempat. Kejadian ini tentu membuat gempar warga, yang kemudian membawa korban ke Polsek Pamulang, Tangerang Selatan.

Pemilik rumah yang diketahui bernama Bachrumsyah mengatakan, Rohani sudah tinggal di rumah itu selama enam bulan. Itu karena keinginan sendiri, dan tidak ada unsur penyekapan. (eh)

Rubicon Mario Dandy Nggak Laku Dilelang Diduga Gegara Mahal, Ini Kata Kejari Jaksel

Laporan: Ayatullah Humaeni| Bogor

Nurul Ghufron diperiksa Dewas KPK

MAKI Kirim Surat ke Nurul Ghufron, Minta Bantuan Mutasi ASN di Papua ke Jawa

Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengirimkan sebuah surat kepada Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron meminta bantuan mutasi ASN dari Papua ke Jawa

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024