Penumpang KRL di Stasiun Sudirman Berkurang

Uji Coba Kereta KRL Commuter Line
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Sudah lebih dari dua minggu pola operasi tunggal KRL diberlakukan. Sejak 2 Juli 2011, PT Kereta API Indonesia (KAI) mengoperasikan Commuter Line-yang merupakan penyatuan antara KRL Ekspres dan Ekonomi AC.

Arkhan Fikri Jadi Sorotan Usai Indonesia U-23 ke Semifinal

Menurut Corporate Secretary PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Makmur Syaheran, tujuan utama diberlakukannya pola operasi baru itu adalah untuk meningkatkan jumlah penumpang. Namun, kata dia, berdasarkan evaluasi, terdapat beberapa stasiun yang mengalami penurunan jumlah penumpang."Tapi ada juga yang naik," kata Makmur kepada VIVAnews.com, Rabu 20 Juli 2011.

Makmur mengungkapkan, beberapa stasiun itu antara lain Sudirman dan Juanda. Sedangkan yang mengalami peningkatan adalah Stasiun Karet, Jayakarta, Mangga Besar, UI, dan Pasar Minggu Baru. "Bisa jadi itu karena sekarang KRL berhenti di semua stasiun, jadi penumpang tidak hanya fokus di stasiun tertentu," tambahnya.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Makmur mengatakan, mengenai data lengkap hasil evaluasi single operation akan disampaikan dalam jumpa pers besok siang di kantornya.

Sementara itu, Juru Bicara komunitas pengguna kereta, KRL Mania Agam Faturrahman menjelaskan, sampai saat ini penumpang masih mengeluhkan distribusi perjalanan yang tidak baik pada jam sibuk. Akibatnya, terjadi penumpukan penumpang di satu KRL.

"Seperti di Stasiun Sudirman itu kan memang perjalanannya dikurangi, dari enam jadi lima," kata Agam. Padahal Sudriman merupakan salah satu stasiun utama mengingat lokasinya di pusat kota.

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Hastuti, salah seorang karyawan swasta di bilangan Sudirman juga mengaku kesulitan dengan jadwal yang ada sekarang. Sebab, kata dia, pada jam pulang kantor, Commuter Line lintas Bogor paling cepat pukul 17.18 WIB. "Sedangkan saya kaluar kantor jam 16.00," terang dia.

Alhasil, Hastuti naik KRL Ekonomi bersubsidi yang berangkat dari Stasiun Sudirman Pukul 16.30. "Jadi saya sekarang naik kereta apa saja yang lewat," tambahnya.

Padalah, sebelum pola operasi baru dijalankan, dia biasa naik Bojong Gede Ekpres keberangkatan pukul 16.50. "Kalau dari sisi ekonomis, sekarang saya jadi lebih irit. Dulu saya mengeluarkan Rp.11 ribu untuk pulang ke Depok, sekarang hanya Rp1500," ungkap dia.

Hastuti tidak sendiri. Ada juga Anggraini dan Hendra yang dulunya merupakan bekas penumpang Ekpres kini beralih ke KRL Ekonomi. "Karena orang memilih KRL untuk mengejar waktu. Yang cepat datang itu yang kami naik," jelas keduanya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya