Tiga Bayi Kembar Bekasi Masih di Inkubator

Bayi kembar tiga Adeela Arlyana, Adeena Rilyana, dan Adeefa Lilyana Watary
Sumber :
  • Kaskus

VIVAnews - Tiga bayi kembar Adeela Arlyana Watary, Adeena Rilyana Watary, dan Adeeva Lilyana Watary, yang dilahirkan premature masih menjalani perawatan di Ruang Perinatologi. Bahkan, bayi yang paling bungsu masih harus diletakkan di bawah sinar ultraviolet.

Prabowo Gandeng PKB dan Nasdem, Gibran: Ini Bukan Meninggalkan PDIP

Bayi itu kini menjalani hidup tanpa kasih sayang ibu, dan menjadi piatu saat usianya belum genap satu hari. Ibu kandungnya meninggal hanya hitungan jam setelah proses kelahiran.

Lily Riyana Lubis (26), ibu ketiga bayi kembar itu, didiagnosa meninggal akibat pre eklamsia, atau peningkatan tekanan darah saat hamil yang harus diseriusi.

Menurut Watary Kurniawan, suami Lily, istrinya mengalami gejala sesak nafas mulai Jumat, 5 Agustus 2011. Takut terjadi sesuatu, istrinya dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi Timur, pada Sabtu, 6 Agustus 2011.

"Istri saya memang biasa periksa dokter kandungan di rumah sakit ini. Dokter langsung menyarankan rawat inap karena Hb-nya rendah. Tekanan darahnya juga sampai 160. Kata dokternya kena gejala pre eklamsia," tutur Watary.
 
Esok harinya, kondisi Lily mulai membaik. Dokter kandungan menawarkan kepada Lily apakah akan melahirkan secara Caesar, atau menunggu hingga hari perkiraan lahir (HPL). Prediksi dokter, tiga bayi itu baru akan lahir paling cepat sepekan sebelum Lebaran. Dokter di tempat lain, kata Watary, menghitung hari kelarihan baru 8 September 2011.

"Saat itu Lily masih belum mau, khawatir bayinya premature. Dia bilang masih merasa kuat menahan, paling tidak sampai satu minggu lagi," katanya.

Senin 8 Agustus 2011 pagi, Lily mengalami batuk-batuk darah, dan  menjelang siang Lily bahkan muntah-muntah. Siang itu dokter menyarakan untuk dilakukan operasi caesar.

Tapi Lily menolak lagi, karena ingin bayinya lebih matang dan siap lahir. Dan lama kondisi Lily memburuk dan kukunya mulai terlihat membiru. Dokter menyarankan agar operasi caesar segera dilakukan demi keselamatan janin dan ibun. Dan Lily tak kuasa menolak. Watary turut mengantarnya hingga pintu kamar operasi.

Pukul 16.30 WIB, bayi pertama berhasil diangkat dari rahim Lily. Beratnya hanya 1.450 gram, dan segera dikirim ke ruang Perinatologi, dan dimasukkan ke inkubator.

Satu menit kemudian, bayi kedua yang beratnya tak jauh berbeda diangkat, dan tidak berselang lama, dengan hanya seberat 1.200 gram, bayi ketiga diangkat. Infus dan selang oksigen diberikan untuk membantu pernafasan.

Sementara usai operasi Caesar, dalam kondisi sadar Lily dibawa petugas masuk ke ruang ICU (Intensive Care Unit). "Saya sempat ngobrol sebentar, saya tinggal karena saya harus mengurus administrasi," tutur Watary.

Hingga pukul 20.00, kondisi Lily masih stabil. Kemudian sekitar pukul 23.30 WIB, Watary dihubungi suster untuk segera masuk ke ruang ICU. Istrinya sedang ditangani dua dokter dan sejumlah suster. Di layar monitor tidak terbaca lagi detak jantungnya.

Meski setengah jam kemudian detak jantung Lily mulai normal, tapi tidak beberapa lama, detak jantung Lily turun dari 100 jadi 80 dalam waktu singkat. "Turun lagi jadi 60. Saya panggil lagi susternya. Dada Lily kembali ditekan-tekan," kata Watary.

Tapi usaha tim medis untuk yang kedua kalinya tidak membuahkan hasil. Lily dipastikan meninggal pada Selasa, 9 Agustus 2011, dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. "Saya masih bisa merasakan, wajahnya saat itu masih hangat, tapi tangannya terasa dingin," cerita Watary.

Dengan kondisi seperti ini, Watary membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit untuk bisa membawa pulang ketiga buah hatinya itu dalam kondisi sehat. Hingga kemarin, tagihan yang harus dibayarnya mencapai Rp30 juta rupiah.

Kabar tentang meninggalnya Lily itu menggerakkan sejumlah rekan sejawatnya. Melalui media jejaring sosial, mereka mengumpulkan donasi untuk membantu meringankan beban Watary.

"Kami memang sudah siapkan biaya kelahiran, tapi tidak tahu kalau akan sampai begini. Kami masih butuh bantuan. Alhamdulillah, sampai tadi siang sudah terkumpul sedikit bantuan dari rekan istri saya," tuturnya. Laporan : Erik Hamzah | Bekasi (adi)

Tesla Bakal Luncurkan Mobil Listrik Murah? Ini Kata Elon Musk
Dak Galbi

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Asia, dengan kekayaan budaya dan ragam kuliner yang mengagumkan, merupakan destinasi impian bagi banyak pelancong. Namun, ada negara yang tidak ramah vegetarian.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024