Pemda DKI Akan Tinggikan Separator Busway

Sterilisasi Jalur Busway
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menegaskan sistem contra flow (lawan arah lalu lintas) pada busway TransJakarta tak mungkin diterapkan di Ibukota. Untuk menggantikan sistem tersebut, upaya peninggian separator jalan khusus busway di seluruh koridor dinilai lebih tepat diterapkan.

Peninggian separator busway akan dilaksanakan pada 2012 dan telah diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2012 sebesar Rp85 miliar.

“Yang sederhana saja akan kami lakukan. Kami akan memperbaiki hal-hal yang kecil, seperti memperbaiki konsep perputaran, frekuensi lamanya lampu hijau dari lampu lalu lintas dan hal kecil terkait transportasi lainnya. Kalau yang kecil-kecil ini bisa diperbaiki, maka bisa mempercepat arus lalu lintas lebih dari 15 persen,” kata Fauzi Bowo, Jakarta, Minggu, 2 Oktober 2011.

Foke, sapaan akrabnya menjelaskan rencana peninggian separator merupakan bagian dari perbaikan sistem transportasi di Jakarta berdasarkan asistensi dari tim transportasi Istanbul, Turki. Beberapa masukan lainnya dari Istanbul, yaitu konsep pembuatan u-turn (putaran) dan perbaikan kinerja lampu lalu lintas.

Untuk bisa mencapai semuanya itu, lanjutnya, Pemprov DKI akan bekerja sama dengan Kota Istanbul. Sebab kota ini sudah berpengalaman dalam pengelolaan busway dengan menjaga sterilisasi jalur dengan sangat baik.

“Barangkali ada pengalaman dari Istanbul yang bisa kita gunakan untuk perbaikan pelayanan busway. Saya setuju ada kerja sama dengan Istanbul, karena antara Istanbul dan Jakarta sudah tergabung dalam wadah kerja sama sister city,” terangnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, Udar Pristono. Rencana sterilisasi jalur busway dengan menerapkan sistem contra flow belum tepat dilakukan di kota Jakarta. Sebab, warga Jakarta cenderung sulit untuk menerima tren baru dalam pembenahan transportasi massal.

“Setelah kami pelajari, memang Jakarta memerlukan pembelajaran dengan waktu yang panjang. Kami tidak mau waktu habis hanya di masa transisi saja, yaitu masa peralihan penerapan kontraflow. Karena itu, kami pilih tetap searah saja jalur busway, tetapi diperkuat separatornya,” kata Pristono.

Perkuatan separator, menurutnya, dilakukan dengan mempelajari pengelolaan sistem busway di Istambul, Turki. Sejak jalur khusus busway dibangun, dari awal hingga sekarang, jalur khusus tersebut dibangun pagar bertali kawat di sepanjang koridor busway. Selain itu, untuk perputaran dibangun perputaran tidak sebidang yaitu dengan membangun perputaran underpass dan flyover (jalan layang).

“Sehingga tidak ada mobil yang masuk ke jalur busway dan memotong jalur tersebut seenaknya, karena disediakan perputaran jalan bawah dan jalan laying. Serta ada pagar tali kawat yang cukup tinggi tidak bisa dilewati oleh kendaraan atau orang,” paparnya.

Pristono mengatakan sebenarnya Dishub DKI Jakarta ingin menerapkan sistem yang sama dengan Istanbul. Namun hal itu membutuhkan anggaran yang sangat besar dan tidak mungkin dibiayai oleh APBD sekaligus. Karena itu, pihaknya memutuskan untuk memperkuat separator dengan meninggikannya setinggi 50 sentimeter dan selebar 15 sentimeter. Separator tersebut akan dibuat dari beton.

“Tahun depan, kami akan tinggikan separator tersebut. Kami akan bangun dengan beton, tidak pakai tali. Kalau pakai tali bisa diputus oleh oknum. Bentuk separator seperti moveable concrete barrier,” kata dia.

Penyewaan Kendaraan Listrik Laris Manis, Laba Bersih TBS Energi Utama 2023 Naik 77,8 Persen
Ilustrasi THR.

Salurkan Gaji hingga THR PNS, Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Rp 70,7 Triliun

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan total serapan anggaran untuk belanja pegawai telah mencapai Rp 70,7 triliun per 31 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024