- Adri Prastowo
VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, mengumumkan inflasi di DKI Jakarta pada September 2011 sebesar 0,13 persen. Kepala BPS DKI Jakarta Agus Suherman mengatakan angka itu menurun sebanyak 1,02 persen dari laju inflasi bulan Agustus yang mencapai 1,15 persen.
"Mudah-mudahan posisi laju inflasi di DKI Jakarta tetap turun selama tiga bulan terakhir ini. Sehingga pada akhir tahun, laju inflasi Jakarta berada di bawah target yaitu 6,5 persen," kata Agus.
Agus mengungkapkan, inflasi ini disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan selama musim Lebaran yang mencapai 0,68 persen.
"Inflasi September itu terutama diakibatkan oleh naiknya harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan terutama sub kelompok transpor," terangnya.
Selain itu, dia mengungkapkan, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang terjadinya inflasi di ibu kota antara lain kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,58 persen.
Sedangkan dua kelompok yang mengalami penurunan indeks yakni, kelompok bahan makanan 0,65 persen dan sandang sebesar 0,12 persen.
Adapun komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar berasal dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yaitu angkutan udara naik 0,1148 persen dan bensin naik 0,0075 persen.
"Angkutan udara merupakan komoditi utama yang naiknya sangat tinggi. Sedangkan bensin, yang naik adalah pertamax mencapai Rp 8.800 per liter," ujarnya.
Sementara itu, dari 66 kota yang diteliti BPS, ada sebanyak 45 kota yang mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi paling tinggi adalah Kota
Singkawang sebesar 1,53 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Bogor sebesar 0,01 persen. Sedangkan kota Jakarta menempati urutan ke-39 dari seluruh kota yang mengalami inflasi. (eh)
Polwan Satlantas Polres Depok Datangi Anak yang Viral Nangis Kelaparan di Bojonggede
Polwan Satlantas Polres Depok Datangi Anak Viral Nangis Kelaparan di Bojonggede
