- REUTERS/Jim Young
VIVAnews – Dua terdakwa mantan teller Citibank Landmark Jakarta, yaitu Head Teller Citibank Landmark Novianty Iriane binti Emon dan Betharia Panjaitan, didakwa dengan ancaman pidana 15 tahun penjara. Jaksa Penuntut Umum (JPU) menilai mereka telah melakukan tindak pidana pencucian uang dan kejahatan perbankan.
“Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 49 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP, subsider Pasal 49 ayat (2) huruf b,” kata JPU Tatang Sutarna dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 30 November 2011.
Terkait dakwaan itu, terdakwa Novianty maupun Betharia mengaku menerima. Mereka mengatakan, akan menyerahkan kepada kuasa hukumnya. “Ya kami mengerti,” kata Novianty saat ditanya oleh Ketua Majelis Hakim Sukoharsono. “Kami serahkan ke pengacara, Pak,” imbuhnya.
Sementara itu, kuasa hukum terdakwa, Achmad Khadafi Munir, usai persidangan menyatakan akan menyerahkan dakwaan itu pada proses hukum yang ada. Menurutnya, pihaknya mantap untuk tidak mengajukan nota keberatan atau eksepsi.
“Kami tidak mengajukan eksepsi. Nanti kami lihat saja di persidangan bagaimana fakta-faktanya. Nanti kami ungkapkan dan buktikan di sana,” ujar Achmad.
Seperti diketahui, terdakwa diduga membantu Citigold Executive atau Relationship Manager Citibank N.A Cabang Landmark, Malinda Dee, dalam membobol dana nasabah prioritas Citigold. Malinda sendiri diduga membobol dana nasabah senilai Rp27,36 miliar dan US$2.082.427 dalam rentang waktu 22 Januari 2007 hingga 7 Februari 2010. (adi)
Rahasia Kesuksesan Detektif Jubun: Selalu Menjaga Hubungan Baik dengan Rekan Bisnis
Detektif Jubun terkadang membangun kedekatan emosional dengan para klien hingga rekan bisnisnya dengan saling memperkenalkan anggota keluarga, bahkan menjadi teman curhat
