Alasan Fraksi Demokrat Tolak Prijanto Mundur

Rapat Pengunduran Diri Prijanto
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrat tidak hadir dalam Rapat Paripurna pengunduran diri Prijanto sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ada empat alasan untuk menolak pengunduran diri Prijanto.

Sebelumnya dalam surat resmi yang ditujukan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta, Fraksi Demokrat menyatakan tidak akan hadir dalam rapat paripurna DPRD DKI yang digelar hari ini Rabu, 25 Januari 2012.

Sementara itu ada empat alasan yang dipaparkan dalam surat yang ditandatangani Ketua Fraksi Partai Demokrat Aliman A'at, perihal penolakan mereka terhadap pengunduran diri Prijanto.

Pertama, bahwa pada Pemilukada tahun 2007 Partai Demokrat merupakan Partai terbesar yang mengusulkan dan memilih Prijanto menjadi Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta berpasangan dengan Fauzi Bowo sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Kedua, bahwa Prijanto telah dilantik dan disumpah serta bersedia mengemban tugas dan amanah sebagai Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta periode 2007-2012.

Ketiga, bahwa alasan pengunduran diri yang disampaikan Prijanto sebagai Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta tidak dapat diterima karena tidak mempertimbangkan kepentingan masyarakat DKI Jakarta.

Keempat, bahwa Prijanto tidak seharusnya melepas tanggungjawab terhadap masyarakat DKI Jakarta dan mengemban tugas yang diamanahkan hingga akhir masa baktinya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta menolak pengunduran diri Prijanto dari jabatan Wakil Gubernur DKI dan meminta agar Prijanto melanjutkan amanah yang diemban hingga akhir masa jabatannya.

Prijanto kecewa

Sementara itu, Prijanto merasa kecewa karena Rapat Paripurna pengunduran dirinya ditunda. Hal itu disampaikan Prijanto dalam keterangan pers kepada wartawan di halaman samping kantor Balaikota DKI Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Prijanto juga membagi-bagikan buku karya terbarunya yang berjudul 'Kenapa Saya Mundur dari Wagub DKI Jakarta'.

"Saya susah menilai. Kecewa iya, karena saya merasa setiap saya keluar dan ketemu orang pasti ditanya (kenapa mengundurkan diri). Agar semua jelas dan tak ada asumsi Prijanto mau nyalon (gubernur DKI), Prijanto ini, Prijanto itu," ujarnya.

Prijanto mengaku tak habis pikir, hajat besar seperti Rapat Paripurna ini bisa dipermainkan. Padahal dirinya sudah menyiapkan pidato untuk paripurna itu.

"Pidato itu saya konsep untuk paripurna. Tapi isinya tidak hanya untuk anggota dewan, tapi masyarakat, juga Pak Foke," kata dia.

Mantan Asisten Teritorial KASAD ini menyatakan alasan pengunduran dirinya tertulis dalam buku baru karangannya itu. Dia mengungkapan, sesungguhnya saat Pemilukada DKI 2007 silam, dia memiliki cita-cita yang sama dengan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, yakni memimpin hingga dua periode.

"Saya akan membantu sekuat tenaga, saat digandeng tidak dimintai ini itu, sebagai ucapan terima kasih, saya akan kerja mati-matian. Itu modal kampanye untuk berikutnya. Jadi tidak ada keinginan saya apa-apa kecuali membantu," ungkapnya.

Pada periode kedua, kata Prijanto, usianya sudah mencapai 66 tahun. Maka dia mengaku legowo memberikan estafet pada calon yang lebih muda.

"Hubungan antara gubernur dan wagub adalah psikologis. Politik, saya katakan, pejabat publik kalau tidak bisa bekerja sesuai amanatnya, sebaiknya mundur. Seorang pejabat publik melakukan kesalahan, itu lah moral politik," tuturnya.

Kemudian, terkait penolakan pimpinan dewan atas pembacaan alasan pengunduran diri Prijanto di dalam rapat paripurna DPRD DKI, dia mengaku akan melaporkannya kepada Menteri Dalam Negeri.

"Saya akan lapor Mendagri, kebijakan harus sama," katanya. (eh)

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Al Habsy saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin, 8 Mei 2023.

PKS Komitmen Bangun Indonesia bersama NasDem dan PKB hingga Sakaratul Maut

PKS berkomitmen membangun Indonesia bersama Partai NasDem dan PKB sampai sakaratul maut; tak ada kamus perpisahan untuk kepentingan bangsa.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024