Video SARA Pilkada DKI Akan Ditindak

Mantan Menko Polhukam Djoko Suyanto.
Sumber :
  • ANTARA/Dhoni Setiawan

VIVAnews - Video berisi pesan ancaman bermotif kebencian Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) terkait Pilkada PDKI beredar lewat selebaran dan situs video-sharing YouTube. Pesan yang dibawa mendiskreditkan kelompok etnis tertentu.

Ketika Daud Yordan Bertemu Pendukung Prabowo Jelang 'Pertarungan' di Senayan

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengatakan aparat keamanan masih terus mendalami beredarnya selebaran dan video berbau SARA tersebut.

Djoko menjelaskan, video itu menampilkan seseorang berwajah tertutup dan diedit dengan latar belakang kerusuhan tahun 1998. "Peristiwa kerusuhan 1998 itu digambarkan akan terulang kembali bila Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta dimenangkan oleh calon tertentu," kata Djoko dalam jumpa pers di Gedung Menko Polhukam, Jakarta, Kamis 23 Agustus 2012.

Djoko mengingatkan, peristiwa kerusuhan 1998 menyimpan duka dan luka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali bagi warga Jakarta. "Peristiwa itu merupakan kejadian yang sangat menyedihkan, jangan sampai terulang," kata Djoko.

Kemajuan teknologi informasi sekarang ini, kata Djoko, kadang disalahgunakan untuk kepentingan tertentu oleh kelompok tertentu. "Pemanfaatan IT yang salah dengan tujuan menghasut dan mengancam tidak baik untuk proses transformasi demokrasi kita," ujarnya.

Djoko pun menyayangkan, beredarnya video dan selebaran berbau SARA terutama terkait dengan Pilkada DKI Jakarta 2012, di mana tinggal menyisakan dua pasang kandidat lagi, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki T Purnama.

"Apabila masyarakat menemukan video atau selebaran bernada provokatif dan berbau SARA agar melapor kepada aparat yang berwajib," ujar Djoko.

Masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta digemparkan oleh tayangan berbau SARA lewat video yang beredar di YouTube beberapa waktu belakangan ini.

Dalam tayangan berdurasi dua menit itu berisikan ancaman kepada masyarakat Jakarta agar tidak memilih calon wakil gubernur yang beretnis Tionghoa, yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam video, ancaman itu disampaikan oleh seseorang dengan wajah tertutup.

"Kami warga dan pemuda penyelamat Jakarta memberi ultimatum kepada warga keturunan untuk tidak memilih di Pemilukada atau ...," begitulah kutipan ancaman orang itu sambil memegang golok dalam video tersebut.

Dalam video tersebut, disampaikan pula ancaman bagi warga etnis Tionghoa apabila nanti salah satu dari mereka memimpin Jakarta, maka Jakarta akan sama rusuhnya ketika Indonesia dilanda krisis moneter tahun 1998 silam.

Video itu juga memutar-ulang adegan masyarakat yang mengamuk dan menjarah berbagai toko milik warga etnis Tionghoa saat peristiwa kerusuhan 1998 terjadi.

Menurut Djoko, ancaman video berbau SARA itu sangat tidak baik dan bisa mencederai demokrasi negeri ini. Karena apa yang disampaikan dalam video itu mengganggu jalannya Pilkada DKI Jakarta 2012, khususnya terhadap putaran kedua pada 20 September 2012 mendatang.

Untuk itu, Djoko sudah menginstruksikan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring dengan kewenangan yang ada untuk menghentikan atau menghapus video tersebut.

"Kepada aparat keamanan saya instrusikan juga untuk melakukan tindakan preventif apabila dampak video tersebut sudah ada di dalam masyarakat. Untuk itu Kapolri dan BIN agar melakukan tindakan preventif terkait itu," kata Djoko.

Takut Alquran, Mantan Artis Cilik Ini Akhirnya Putuskan Mualaf
Playlist Live Festival

Festival Musik Playlist: Live On Tour 2024 Siap Digelar di 5 Kota, Ada Musisi Siapa Aja?

Salah satu festival musik yang ditunggu, Playlist Live Festival, akhirnya kembali menggelar rangkaian tur bertajuk Playlist: Live On Tour 2024, yang akan dimulai Juni.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024