Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2013 sudah bisa digunakan dalam waktu dekat. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengatakan bahwa saat ini APBD sedang dikoreksi oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi.
"Dalam waktu 1 - 3 hari ke depan, kami akan menerima hasil koreksi dari pusat dan selanjutnya akan diserahkan ke DPRD. Minggu depan sudah bisa digunakan," ujar Jokowi, Selasa 19 Februari 2013.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Pendaftaran Amsakar jadi Cawalkot Batam ke DPP NasDem Tuai Polemik, Begini kata Pengamat
"Dalam waktu 1 - 3 hari ke depan, kami akan menerima hasil koreksi dari pusat dan selanjutnya akan diserahkan ke DPRD. Minggu depan sudah bisa digunakan," ujar Jokowi, Selasa 19 Februari 2013.
Anggaran itu sudah disetujui DRPD pada 28 Januari 2013 lalu. Total APBD DKI 2013 yang disepakati senilai Rp 49,9 triliun. Anggaran yang awalnya senilai Rp 46,6 triliun tersebut ditambah dengan sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) tahun anggaran 2012 senilai Rp3,1 triliun sehingga menjadi Rp49,9 triliun.
Menurut Jokowi, silpa Rp 3,1 triliun telah diaudit oleh BPK dan digunakan dengan menambah pada anggaran awal APBD DKI sebesar Rp46,6 triliun.
Penambahan anggaran tersebut dimaksudkan untuk untuk pendanaan penanganan banjir serta kemacetan. Sementara itu silpa lainnya akan dimasukan dalam APBD perubahan yang biasa disepakati pada pertengahan tahun, sebesar Rp900 miliar.
Selain itu, silpa akan dialokasikan untuk program prioritas tahun 2013, antara lain menyelesaikan pembebasan tanah yang tertunda dari tahun 2012, penambahan ruang terbuka hijau (RTH) di Ibu Kota yang ditargetkan mencapai 20 persen, dan proyek deep tunnel atau terowongan multifungsi.
Halaman Selanjutnya
Anggaran itu sudah disetujui DRPD pada 28 Januari 2013 lalu. Total APBD DKI 2013 yang disepakati senilai Rp 49,9 triliun. Anggaran yang awalnya senilai Rp 46,6 triliun tersebut ditambah dengan sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) tahun anggaran 2012 senilai Rp3,1 triliun sehingga menjadi Rp49,9 triliun.
