Tuntut Kompensasi, Warga Sandera Truk Tanah

Truk semen terbalik di Bekasi Timur.
Sumber :
  • VIVAnews/Alfin Tofler
VIVAnews
- Tuntut kompensasi, puluhan warga Kampung Blendung, Desa Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat 9 Mei 2014, menyandera sebuah truk besar berisi tanah merah.


Truk saat ditahan warga, tengah melintas di Jalan Raya Muara Bakti, menuju lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara, PT Cikarang Listrikindo Power Company, di Kampung Pasir Mas, Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi.


Syam Komarudin, tokoh masyarakat setempat mengatakan, masyarakat sudah lama menderita terkait banyaknya truk tanah merah yang melintas.
Nurul Ghufron Jelaskan Alasan Dirinya Mangkir di Sidang Etik Dewas KPK


Siap Maju di Pilkada Jakarta, Ahmed Zaki Lakukan Ini Untuk Dongkrak Elektabilitas
Selain mengakibatkan banyak rumah warga yang retak, keberadaan truk tanah juga menimbulkan kebisingan dan polusi udara. Tidak sedikit pula, kecelakaan lalu lintas terjadi akibat keberadaan truk tanah tersebut.

Selain Medsos, DJ East Blake Sebar Foto Porno Eks Pacar ke Teman hingga Keluarga Korban

"Kami ingin Cikarang Listrikindo bertanggung jawab," kata Syam dalam aksi penyanderaan truk tanah tersebut, Jumat 9 Mei 2014.


Warga, kata dia, menuntut adanya pemberian pelayanan kesehatan. Baik kepada warga yang mengalami sesak napas akibat polusi udara, maupun akibat kecelakaan karena jalan licin terkena tumpahan tanah merah.


"Kami minta kompensasi. Kami juga minta truk tanah itu dijadwal, jangan melintas seenaknya sepanjang hari," katanya.


Aksi penyanderaan truk tanah yang mengangkut tanah dari Cileungsi Bogor, Jawa Barat, tersebut, terjadi usai warga berunjuk rasa di lokasi pembangunan pembangkit listrik Cikarang Listrikindo.


Narjian salah satu perwakilan warga saat berunjuk rasa mengatakan, warga ingin perusahaan memberikan kompensasi baik berupa uang, ataupun yang lainnya.


"Di sini warga ada yang sudah dapat kompensasi uang, tapi enggak merata. Ada yang Rp50 ribu, tapi ada juga yang Rp100 ribu per bulan. Kami minta uang jangan dikelola pihak desa, tapi dikoordinir langsung oleh warga," katanya.


Saat perwakilan warga berdialog, beberapa warga kemudian berinisiatif menyandera satu truk tanah dengan cara menghadangnya beramai-ramai. Aksi penyanderaan ini menimbulkan kemacetan parah di Jalan Raya Muara Bakti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya