Modus Baru Begal ATM, Pura-pura Sumbang untuk Masjid

Barang bukti pencurian uang melalui ATM.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Muhammad Iqbal
VIVA.co.id
Membongkar Jaringan Pengganda Kartu ATM, Begini Modusnya
- Kasus pencurian uang di ATM kembali marak. Kali ini, pelaku menggunakan modus baru untuk mengelabui korbannya. Pelaku juga sudah mengincar korban sebelumnya.

Tips Terhindar Jadi Korban Pembobolan ATM

Aksi ini menimpa salah satu warga di kawasan Jakarta Barat. Kerugian akibat peristiwa ini mencapai Rp177 juta. Wakapolres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar, Bahtiar Ujang, mengatakan anggotanya sudah menangkap tiga pelaku. Namun, tiga pelaku lainnya masih buron.
Residivis Bobol ATM dari Dalam Penjara


"Dari tiga tersangka yang ditangkap ini, satu berperan sebagai eksekutor, dua lagi penerima transfer. Masing-masing pelaku memiliki peran, karena ini sindikat," ujar Bahtiar, saat jumpa pers di kantornya, Rabu 6 Mei 2015.


Bahtiar menjelaskan, kasus ini bermula, saat korban tengah berada di suatu tempat di kawasan Taman Sari Jakarta Barat, tiba-tiba dihampiri para pelaku yang berjumlah enam orang.


Pelaku juga sengaja mengincar korban yang berdandan parlente dan terlihat orang kaya. Setelah itu, pelaku mulai berbincang dengan korban untuk menyampaikan maksud dan tujuannya.


Pelaku yang salah satunya warga negara asing ini mengaku kepada orang ingin menyumbang sebuah masjid. Namun, lantaran pelaku tak mengetahui masjid mana yang akan disumbang, dia meminta bantuan korban.


Sebelum menyumbang melalui transfer itu, pelaku sempat menunjukkan ke korban jika dia miliki uang sebesar Rp9 miliar di ATM pelaku.


"Tetapi, pelaku meminta tolong korban untuk mentransfer menggunakan ATM milik korban, dengan dalih akan diganti. Saat korban beraksi, pelaku melihat pin ATM korban," kata Bahtiar.


Dia menambahkan, setelah itu, pelaku berlagak meminjam ATM korban dengan alasan ini mengecek keaslian ATM. Di saat itulah, pelaku menukar ATM korban dengan yang palsu.


"ATM palsu sudah disiapkan pelaku sebelumnya. Saat korban lengah, kemudian ditukarnya," jelas Bahtiar.


Bahtiar menambahkan, para tersangka mengaku sudah lebih dari 10 kali beraksi. Ini terbukti, dari jumlah saldo pelaku yang jumlahnya sangat besar.


"Kalau sekali beraksi bisa dapat minimal Rp100 juta, dari 10 kali lebih beraksi bisa mendapat miliaran, namun kita masih selidiki asal usul dana tersebut. Kita sudah kerja sama dengan pihak bank untuk menelusurinya," tambah Bahtiar.


Dia mengatakan, modus ini biasanya bekerja sama dengan sindikat lain di luar kota, di mana korban percaya dengan tersangka, karena saldo tersangka sangat banyak.


Pengakuan salah seorang tersangka, IK (40), hasil dari penipuan ATM ini digunakannya untuk berfoya-foya. Pria pengangguran ini mengaku hanya beroperasi di wilayah Jakarta Barat. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya