Sumber :
- VIVA.co.id / SIti Ruqoyah
VIVA.co.id
- Suara mesin jet tempur menyala, tanda akan ditunggangi akan segera tiba. Tepat pukul 09.00 WITA, dua pilot F16 mulai melangkah keluar dari tower Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara menuju pesawat.
Sebelumnya, mereka melakukan sejumlah persiapan khusus, maklum, kendaraan yang mereka gunakan bukan kendaraan lazim. Namun sebagai pengintai kedaulatan negara di tapal batas.
Kapten Ferry Rahman, salah satu pilot F16 dari skuadron Udara III Iswayudi, Madiun, Jawa Timur mengatakan, hanya orang 'khusus' yang bisa mengendarai pesawat buatan Amerika ini.
Mengapai dibilang khusus, sebab harus benar-benar pilihan dan bukan orang sembarangan. Minimal masuk TNI Angkatan Udara dan belajar di sekolah penerbangan.
Meski terbatas, Ferry menjelaskan tahapan yang dilakukan sebelum menaiki F16. Pagi hari, sebelum terbang, semua pilot harus mengikuti aturan yang berlaku.
"Pertama, sebelum naik kita harus briefing flight. Ini bertujuanĀ misi apa yang akan dilaksanakan. Di briefing ini, kita bisa menentukan mulai dari menyalakan mesin hingga matikan mesin dan hal-hal apa saja yang dilakukan saat emergency," ujar Ferry saat berbincang pada VIVA.co.id usai mengawasi udara Ambalat di Tarakan, Kalimantan Utara.
Ferry menambahkan, setelah briefing, sang pilot harus mengetahui kondisi cuaca pada saat itu dan berkomunikasi dengan air traffic control (ATC) untuk mengetahui penerbangan apa saja yang berlangsung selama operasi.
Mengapai dibilang khusus, sebab harus benar-benar pilihan dan bukan orang sembarangan. Minimal masuk TNI Angkatan Udara dan belajar di sekolah penerbangan.
Meski terbatas, Ferry menjelaskan tahapan yang dilakukan sebelum menaiki F16. Pagi hari, sebelum terbang, semua pilot harus mengikuti aturan yang berlaku.
"Pertama, sebelum naik kita harus briefing flight. Ini bertujuanĀ misi apa yang akan dilaksanakan. Di briefing ini, kita bisa menentukan mulai dari menyalakan mesin hingga matikan mesin dan hal-hal apa saja yang dilakukan saat emergency," ujar Ferry saat berbincang pada VIVA.co.id usai mengawasi udara Ambalat di Tarakan, Kalimantan Utara.
Ferry menambahkan, setelah briefing, sang pilot harus mengetahui kondisi cuaca pada saat itu dan berkomunikasi dengan air traffic control (ATC) untuk mengetahui penerbangan apa saja yang berlangsung selama operasi.
2025, Indonesia Bisa Buat Sendiri Pesawat Tempur F16
Berkat kerjasama PT DI dengan Industri pertahanan Korea.
VIVA.co.id
4 Desember 2015
Baca Juga :