Sumber :
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id
- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menilai kegiatan
Sahu
on the Road
(SOTR) lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Sebab, dari hasil temuan pihak kepolisian, banyak kegiatan SOTR yang berujung pada tindak pidana.
"Kalau menurut saya pribadi, saya melihat ini
Sahur
on the Road
tidak banyak manfaatnya. Manfaatnya, hanya hura-hura," ujar Tito kepada wartawan saat melakukan kunjungan kerja ke Polres Bandara Soekarno Hatta, Senin, 6 Juli 2015.
Irjen Tito pun memerintahkan kepada jajaran Polres untuk lebih mengintensifkan razia dan patroli skala besar, pada saat masyarakat melakukan
Sahur
on the Road
dengan melakukan razia dan mengecek kelengkapan surat kendaraan.
"Saya melihat ini tidak banyak manfaatnya, manfaatnya apa? Kalau di kampung-kampung mungkin iya, membangunkan orang pakai kentongan. Tapi kalau membangunkannya di Sarinah, di Kota, siapa yang mau dibangunkan," kata Irjen Tito.
Hal tersebut dikatakan Tito saat melakukan hasil analisis evaluasi (anev) kepolisian mengenai kegiatan SOTR yang berakhir menjadi tindak pidana. Ia tidak memukul rata semua kegiatan SOTR tidak baik, tetapi ada di antaranya yang memang tidak bermanfaat.
"Dari hasil anev kita, niatnya bagus, sahur di jalan. Tapi dalam praktiknya ini sudah mulai menyimpang, yang terjadi arak-arakan melanggar lalin, enggak pakai helm, pintu belakang mobil dibuka, ada naik di atas kap, bahkan ada yang ditemukan di Mampang minum miras hingga berkelahi," ujar Mantan Kapolda Papua tersebut.
Baca Juga :
808 Tewas Saat Mudik
"Memang tidak semuanya buruk. Kalau yang baik itu boleh, lebih bagus kalau diberitahu polisi agar bisa kita kawal," kata Tito.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya