- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengancam akan mendemosi atau mencopot lurah yang tak merespon aduan warga yang dikirim melalui aplikasi telepon pintar 'QLUE' ke sistem Jakarta Smart City. Menurut dia, ada 10 lurah yang bakal dicopotnya hari ini.
"Lurah yang nakal, yang tidak mau rekrut PPSU (Petugas Penanganan Sarana Umum), yang tidak mau respon QLUE, cara menanganinya gampang, kita coret saja," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Jum'at, 4 September 2015.
Pencopotan 10 lurah itu akan dilakukan bersamaan dengan pelantikan pejabat yang rencananya akan dilakukan pada pukul 15.00 WIB nanti.
Sejak diluncurkan pada 15 Desember 2014, sistem Jakarta Smart City menjadi salah satu perangkat yang digunakan oleh Ahok untuk menilai kinerja anak buahnya. Salah satu fungsi sistem tersebut adalah menjadi media komunikasi antara warga dengan aparat melalui sistem teknologi informasi.
Warga bisa memasang aplikasi 'QLUE' di telepon pintar mereka yang bersistem operasi Android. Setiap pelaporan warga, akan didelegasikan kepada aparat pemerintahan sesuai lokasi dan jenis aduan yang dikirimkan.
Aparat menerima pendelegasian tugas melalui aplikasi CROP (Cepat Respon Opini Publik) yang juga dipasangkan di telepon pintar mereka. Banyaknya aduan warga yang diselesaikan meningkatkan poin penilaian aparat. Penyelesaian aduan, juga dikompensasi melalui pemberian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).
Peringkat aparat yang paling berprestasi dilaporkan secara berkala oleh UPT Smart City kepada Gubernur. Peringkat tersebut juga bisa dilihat melalui aplikasi Jakarta Smart City.
(mus)
Minat Investasi Tak Terpengaruh Aksi Demo 4 November
Ekonomi Indonesia tetap akan bergerak pada jalurnya.
