Bunuh Preman Pasar, Bakti Digentayangi Muka Korban

Pembunuh preman pasar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Satun Reserse Kriminal (Satreksrim) Polresta Depok meringkus pelaku pembunuhan yang menewaskan Jaynudin alias Garing, pria yang dikenal sebagai preman pasar. Di hadapan petugas, pelaku mengaku nekat membantai korban karena sakit hati.

Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono mengungkapkan, pelaku, Bakti Bahtiar alias Donto 21 tahun, diringkus di tempat persembunyiaanya di kawasan Bogor.

Kejadian bermula ketika antara korban dan pelaku terlibat cek cok mulut saat bertemu di warung makan pecel lele di kawasan Cimpaeun, Tapos Depok, Selasa malam,  15 September 2015. Saat itu korban bersama mantan istrinya berinisial R (26) yang diduga dalam keadaan mabuk.

"Di saat bersamaan muncul pelaku. Nah, korban tersulut emosi karena ia menduga pelaku ada main dengan R yang merupakan mantan istrinya. Mereka sempat cek cok mulut namun sempat berhasil dilerai hingga akhirnya pelaku pergi," kata Dwiyono pada VIVA.co.id, Jumat, 25 September 2015.

Pria Ciputat Ditemukan Tewas dengan Tangan, Kaki Terikat

Namun tak berapa lama, pelaku ternyata kembali mendatangi korban. Kali ini ia membekali diri dengan sebilah pisau dapur.

"Saat itulah pelaku langsung menikam korban dengan tiga kali tusukan. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun tak tertolong karena luka tusuk diulu hati dan lambung kanan serta kiri," kata Dwiyono.

Motif asmara

Kasat Reskrim Polresta Depok, Komisaris Teguh Nugroho menambahkan, dugaan sementara perkelahian ini terjadi akibat motif asmara.
 
"Jadi, antara pelaku dan mantan istri korban diduga ada main. Nah, pelaku cemburu ketika wanita yang dicintainya bertemu kembali dengan korban yang sebenarnya adalah mantan suami R," kata Teguh.

Selain cemburu, pelaku nekat melancarkan aksinya karena sakit hati dan merasa diancam. Korban sempat mengatakan bahwa pelaku hanyalah anak kemarin sore. Saat itu mereka sedang mabuk.

"Korban ini memang dikenal sebagai preman, ya kaya jagoan pasar begitu. Dia (pelaku) merasa sakit hati karena diejek dan diancam korban. Namun tentu saja perbuatannya tak bisa dibenarkan. Yang bersangkutan kami jerat dengan ancaman pasal 338 tentang pembunuhan berencana," ujar Teguh.

Sementara itu, Bakti, remaja pengangguran usia 21 tahun ini tak menampik jika dirinya nekat menghabisi nyawa korban karena cemburu dan sakit hati.

"Dia ngancem-ngancem saya pak, dia bilang lu tuh cuma anak kemarin sore. Kalau mau jadi jagoan jangan disini, di Cibinong kalau berani. Dia bilang gitu ke saya," kata remaja bertato ini dengan muka melas.

Pada VIVA.co.id, Bakti tak memungkiri jika dia ada main dengan janda si korban. Bahkan, Bakti mengaku telah beberapa kali melakukan hubungan intim dengan R, janda itu.

"Sekitar tiga kali, kami main di rumah saya. Iya saya suka sama dia, tapi kalau buat serius enggak ah. Saya nyesel pak. Apalagi sering kebayang wajah korban," ucapnya.

Ilustrasi/Permainan Pokemon

Demi Pokemon, Pelajar SMA Bunuh Siswa SD

Pelaku mencampur racun serangga ke minuman korban

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016