Ahok Klaim BPK Ingin Menjebak Agar Keluar 'Kata-kata Toilet'

Sumber :
  • Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id
Wagub Djarot Senang Ahok Tidak Marah Saat Diperiksa BPK
- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan tindakan pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap dirinya pada Senin kemarin, 23 November 2015, dirancang untuk membuatnya menunjukkan kebiasaan, yakni mengeluarkan amarah yang telah menjadi sifat yang melekat pada dirinya.

"Dia tahu Ahok orangnya emosional," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Selasa, 24 November 2015.

BPK: Hasil Pemeriksaan Ahok Tak Bisa Diungkap ke Publik

Percobaan pertama adalah saat petugas keamanan BPK menghalangi tim dokumentasi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Humas DKI turut naik ke lantai 12 untuk merekam pemeriksaan.

Ahok mengatakan, oknum BPK atau siapapun yang memiliki kepentingan di balik BPK, berupaya membuatnya mengeluarkan amarah dengan menyebutkan 'kata-kata toilet'. Ini seperti yang terjadi saat emosinya terpancing dalam siaran langsung wawancara televisi beberapa waktu lalu.

Lihat Ibu-ibu Puasa, Amarah Ahok ke BPK Mereda

"Dia pikir kalau digituin, Ahok pasti ngamuk-ngamuk, nanti keluar lagi 'kata-kata toilet'," ujar Ahok.

Saat insiden di lift terjadi, Ahok memang sempat terlihat sedikit terpancing emosinya. Ia membela tim dokumentasi yang dipaksa keluar dengan mengatakan bahwa setiap aktivitasnya lazim direkam dan diunggah ke saluran YouTube Pemerintah Provinsi DKI. Hal itu dilakukan sebagai bentuk transparansi roda pemerintahan yang ia jalankan.

Sempat terjadi pula insiden tarik menarik antara ajudan Ahok dan petugas keamanan BPK terhadap seorang kameramen. Emosi Ahok baru terlihat mereda setelah ia diberi pengertian bahwa pemeriksaan memang dilakukan tertutup untuk mengumpulkan bahan penyelidikan dan bukan untuk konsumsi publik.

Meski demikian, Ahok mengatakan, ia hanya menahan emosinya saja.

"Dia enggak tahu kalau aku sudah belajar sekarang (untuk tidak terpancing emosi)," ujar Ahok.

Selama pemeriksaan, Ahok mengatakan, ia menunjukkan sikap kooperatif. Sikap itu terus ditunjukkan bahkan pada saat ia bersama juru bicara BPK memberi keterangan kepada pers tentang jalannya pemeriksaan.

Ahok mengatakan, dengan begitu ia tidak akan dinilai bersikap menghambat pemeriksaan oleh BPK. Bila emosinya terpancing saat terjadi insiden di lift, BPK bisa mempermasalahkannya.

Bahkan, Ahok mengatakan, bila ia sampai memboikot jalannya pemeriksaan, BPK bisa mempidanakannya. Bila hal itu terjadi, sesuai dengan apa yang Ahok tuduh direncanakan oknum-oknum tertentu, maka DPRD DKI memiliki alasan untuk memberhentikannya sebagai seorang gubernur.

"Jadi mereka, kalau saya lihat, tendensiusnya memang tidak ingin saya jadi gubernur. Saya bisa dipidanakan kalau saya menolak diperiksa. BPK, menafsirkan saya tidak kooperatif. Kalau saya dipidanakan maka DPRD akan memecat saya," ujar Ahok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya