Kasus Eksploitasi Anak, Pemerintah Diminta Serius

Ilustrasi kekerasan pada anak.
Sumber :

VIVA.co.id - Kasus eksploitasi terhadap anak kembali terjadi. Jajaran unit perempuan dan perlindungan anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan menangkap pelaku eksploitasi anak yang dijadikan pengemis atau menggunakan bayi sebagai alat belas kasihan saat mengemis, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Stimulasi Kepintaran Anak Lewat Membaca
 
Anggota DPD RI, Fahira Idris, mengatakan Indonesia saat ini butuh blue print perlindungan anak.
Pelajaran Moral dan Budaya dalam Kurikulum Sekolah
 
"Tetapi, sampai saat ini Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) juga belum mengeluarkan itu. Dan kemudian kepada Pak Kapolri, saya sudah mengimbau juga untuk menaikkan kasus eksploitasi anak ini menjadi kasus yang luar biasa," kata Fahira, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin, 28 Maret 2016.
Tips Mengajarkan Anak Merawat Rambut
 
Menurutnya, kasus eksploitasi dan kekerasan terhadap anak saat ini masih dianggap kasus yang biasa.
 
"Dengan statusnya yang biasa ini agak sulit mengangkat permasalahan itu. Karena nanti itu banyak laporan lain-lain dan sebagainya," katanya.
 
Dia pun berharap, Presiden Jokowi lebih serius dan bisa juga dilihat contoh-contoh negara Eropa bagaimana mereka menghadapi permasalahan kasus anak.
 
"Negara Eropa menggalang volunteer untuk anak-anak. Caranya sangat mudah sekali, misalnya dalam satu kelurahan atau kecamatan diangkat beberapa orang kemudian nanti biasanya direkrut dulu melalui tes psikologi dulu, jangan sampai ada yang paedofil," ucapnya.
 
Setelah itu, nantinya volunteer tersebut akan mengawasi keadaan anak-anak di sekitar itu. "Misalnya, kok ada anak tidak ada di rumah, kok ada anak tidak sekolah, kok misalnya anak bajunya jadi lusuh dan lain sebagainya. Itu berbentuk seperti itu," ujarnya.
 
Volunteer tersebut, nantinya akan mendapatkan keringanan pajak. "Nah ini kan pola-pola yang melibatkan masyarakat ini yang masih kurang. Presiden masih mengandalkan kementerian dan dinas. Sekarang pertanyaannya berapa orang sih kita miliki, berapa orang yang kita bayar," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya