May Day, Ahok: Buat Apa Buruh Naik Gaji Kalau Inflasi Naik

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap, permintaan buruh untuk kenaikan upah yang disuarakan di May Day atau hari buruh Internasional hari ini, bukanlah jalan keluar untuk membantu perekonomian. Menurutnya, jalan keluar yang terbaik adalah menekan laju inflasi.

Pemerintah Harus Tetap Perjuangkan Nasib Buruh

"Itu yang saya katakan, bukan memaksakan kenaikan upah, yang paling penting bagaimana pemerintah membantu para buruh supaya dia punya uang untuk ditabung, untuk disimpan, diinvestasi. Buat apa naik gaji, tapi inflasi juga naik," ujar Ahok, sapaan akrabnya, di kediamannya, di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Minggu, 1 Mei 2016.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menuturkan, saat ini pemerintah telah berupaya menekan inflasi sejak dua tahun terakhir. Ia mencontohkan, seperti penyediaan sarana bus TransJakarta jurusan Bekasi- Tangerang, untuk menurunkan pengeluaran masyarakat. Kemudian, inflasi pasar minyak sayur, food station yang juga demi menurunkan pengeluaran.

Pemerintah Akan Turunkan Bunga KUR Demi Buruh

"Jadi bukan nuntut naik gaji. Karena kami gagal menekan inflasi, ini yang menjadi bencana. Inflasinya tinggi, kamu tidak bisa hidup, kamu minta naikkan gaji, biaya produksi barang kamu tinggi, bisa enggak kamu bersaing di masyarakat ekonomi dunia? Enggak bisa," tutur Ahok.

Maka, solusi yang tepat, Ahok menambahkan, dengan produktivitas yang tinggi, pemerintah upayakan inflasi. Sehingga biaya menjadi murah, sekali pun gaji kecil, tapi masih ada sisa.

Serikat Buruh Berencana Bentuk Partai Politik
Fadli Zon

DPR Minta Pemerintah Perketat Izin TKA

Para buruh asal Cina tersebut tidak mampu berbahasa Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2016