Pilkada DKI, PDIP Pertimbangkan Buwas dan Ahok

Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Moh Nadlir

VIVA.co.id – Usai libur panjang lebaran, dinamika politik jelang Pilkada di DKI Jakarta kembali hangat, tak terkecuali bagi partai berlambang banteng bermoncong putih, PDI Perjuangan.

Golkar Ngotot Ajukan Kader Internal di Pilgub Jakarta 2024

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, DKI Jakarta adalah salah satu barometer politik nasional, sehingga partainya juga tidak mau ketinggalan dengan langkah beberapa partai politik yang sudah menjatuhkan pilihannya dalam mendukung salah satu kandidat calon gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

"Kami memang belum menentukan calon yang ada. Tapi dalam rapat Kamis akan datang, kami akan mengerucutkan mereka-mereka yang sudah mendaftar ke PDIP," kata Hasto di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu, 17 Juli 2016.

Alasan Presiden Jokowi Jadikan Buwas Dirut Bulog

Hasto mengatakan, PDIP akan tetap mempertimbangkan sejumlah nama yang tidak mendaftar proses seleksi di PDIP, tapi belakangan ini mencuat ke permukaan publik. Nama yang dipertimbangkan itu adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso, Sjafrie Syamsoedin dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Soal lambatnya PDIP dalam menentukan nama calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, ia menegaskan, partainya merupakan partai politik yang berpegang pada mekanisme internal.

Buwas Diminta Belajar Banyak di Bulog

Sejauh ini, kata Hasto, PDIP fokus mempersiapkan perangkat untuk memenangkan pertarungan pilkada mendatang. Persiapan itu dilakukan dengan harapan ketika partai menentukan nama pasangan calon, seluruh jajaran mesin partai yang sudah disiapkan dapat memenangkan pertarungan.

Secara internal, partainya sudah melakukan tahapan pembukaan serta seleksi pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur. Selain itu, PDIP juga telah melakukan pemetaan politik.

Pemetaan politik, kata Hasto, dilakukan untuk meminimalkan kesenjangan antara aspirasi rakyat dan keputusan yang diambil partai.

“Jadi, partai melakukan dua langkah. Pertama, yang mendaftar akan kami saring secepatnya. Dan kemudian, partai lakukan pemetaan berdasarkan aspirasi dari masyarakat,” kata dia.

Hasto mengatakan, PDIP baru saja melakukan kegiatan terpadu antara DPR RI dan DPRD Provinsi Jakarta untuk langsung jemput bola mendengar masukan terhadap nama pemimpin DKI yang tepat. (ase)

Laporan: Rifki Arsilan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya