Survei SMRC: Ahok Kalahkan Yusril dan Risma

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama masih unggul dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) untuk mencari tahu nama yang akan dipilih warga Jakarta, jika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilaksanakan di hari di mana survei dilaksanakan.

Survei SMRC: Ganjar Menang Telak di Kalangan Pemilih Kritis

SMRC, melakukan survei dengan sampel acak sebanyak 820 warga yang memiliki hak pilih di Pilkada DKI 2017. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling yang dipilih dengan jumlah proporsional di RT-RT di setiap kota dan kabupaten DKI Jakarta. Toleransi kesalahan (margin of error) diperkirakan +/- 3,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Survei dilakukan untuk mengetahui siapa di antara nama-nama tokoh Jakarta yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada, setidaknya jika dilakukan saat ini," ujar Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas dalam rilis survei di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Juli 2016.

Elektabilitas Anies Teratas di SMRC, Musni Umar: Rakyat Sudah Cerdas

SMRC melakukan survei dengan menanyakan langsung kandidat gubernur yang akan dipilih kepada warga (top of mind). Pengumpulan data, juga dilakukan dengan menyodorkan sejumlah nama, dari 22, lima, empat, dan dua nama.

Nama Ahok, sapaan akrab Basuki, paling banyak disebut dalam setiap cara pengumpulan data. "Sampai survei di bulan Juni 2016, Basuki Tjahaja Purnama belum mendapatkan lawan seimbang," ujar Abbas.

Survei SMRC di Jabar: Elektabilitas Ganjar Saingi Anies hingga RK

Dalam survei top of mind, nama Ahok disebut 36,6 persen responden. Ahok mengalahkan Yusril Ihza Mahendra (2,8 persen), Sandiaga Uno (2,1 persen), Adhyaksa Dault (0,7 persen), Tri Rismaharini (0,6 persen), Sjafrie Sjamsoeddin (0,6 persen), Ridwan Kamil (0,4 persen).

Selain itu Abraham Lunggana (0,4 persen), Yusuf Mansur (0,3 persen), Ganjar Pranowo (0,3 persen), Djarot Saiful Hidayat (0,2 persen), Ahmad Dhani (0,2 persen), Rieke Diah Pitaloka (0,1 persen), Nachrowi Ramli (0,1 persen), Biem Triani Benjamin (0,1 persen), dan Joko Widodo (0,1 persen).

Meski demikian, sebanyak 54,4 persen responden menyatakan merahasiakan atau belum menentukan pilihannya.

Sementara, dalam simulasi semi terbuka, responden diberi pilihan 22 nama. Ahok unggul disebut 53,4 persen responden, mengalahkan Yusril Ihza Mahendra (10,4 persen), Tri Rismaharini (5,7 persen), Sandiaga Uno (5,1 persen), Yusuf Mansur (4,6 persen), Adhyaksa Dault (2,6 persen), Abraham Lunggana (1,8 persen), Rieke Diah Pitaloka (1,5 persen), Sjafrie Sjamsoeddin (1,3 persen).

Djarot Saiful Hidayat (0,8 persen), Nachrowi Ramli (0,8 persen), Anis Matta (0,7 persen), Abdullah Azwar Anas (0,6 persen), Muhammad Idrus (0,3 persen), Boy Bernardi Sadikin (0,2 persen), Triwisaksana (0,2 persen), Suyoto (0,2 persen), Biem Triani Benjamin (0,1 persen), Prasetio Edi Marsudi (0,1 persen), Mischa Hasnaeni Moein (0 persen), Heru Budi Hartono (0 persen), Ferrial Sofyan (0 persen), dan nama lain yang disebut (0,3 persen). Sebanyak 9,4 persen respon menyatakan merahasiakan pilihannya atau tidak tahu siapa yang akan dipilih.

Ahok juga unggul ketika responden hanya disodori lima, empat, tiga, dan dua nama. Abbas mengatakan, responden mayoritas menyebut memilih Ahok karena sejak menjadi Gubernur DKI pada bulan November 2014, Ahok dianggap telah banyak membawa perubahan positif ke DKI Jakarta.

"Ahok mendapat dukungan cukup jauh dari lawan-lawannya. Salah satu kemungkinannya, adalah penilaian positif pada kinerjanya sebagai gubernur petahana. Ahok juga dinilai berani dan berwibawa sebagai pemimpin," ujar Abbas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya