Kasus Pembunuhan Akseyna, Ombudsman Turun Tangan

Akseyna Ahad Dori semasa hidup.
Sumber :
  • Facebook

VIVA.co.id – Misteri kematian Akseyna Ahad Dori alias Ace, seorang mahasiswa yang ditemukan tewas mengapung di danau di Universitas Indonesia pada 26 Maret 2015 silam, belum juga terkuak. Pihak Polda Metro Jaya yang menangani kasus ini pun belum berhasil menemukan tersangka kasus dugaan pembunuhan ini.

Sindiran BEM UI Buat Rektor soal Kasus Akseyna: Delapan Tahun UI Kukuh Membisu

Karena itu, Ombudsman RI memanggil penyidik Polda Metro Jaya untuk mengetahui perkembangan kasus Ace, Rabu, 5 Oktober 2016. Namun sampai berita ini dibuat, belum ada konfirmasi dari penyidik tersebut untuk hadir atau tidak memenuhi undangan Ombudsman.

Koordinator Tim dua Penyelesaian Laporan Substansi Kepolisian Ombudsman, Nyoto Budiyanto menilai pihaknya perlu mendapat penjelasan dari Polda Metro Jaya mengenai pengusutan tewasnya mahasiswa Universitas Indonesia itu. Sebab, sejauh ini dari laporan yang masuk ke pihaknya, disebutkan bahwa kasus Ace belum mendapat titik terang.

7 Tahun Belum Terungkap, Ayah Akseyna: Jangan Sampai Kadaluarsa

"Kami menilai bahwa kasus ini harus segara dituntaskan, mengingat kejadiannya sudah cukup lama dan sejauh ini belum lihat progresnya," kata Nyoto ditemui di kantornya di Gedung Ombudsman RI, Kuningan, Jakarta Selatan.

Menurut Nyoto, Ombudsman akan terus meminta klarifikasi terkait kasus Ace ini, termasuk bagaimana perkembangan penyidikannya. Karena itu, apabila penyidik tak hadir memenuhi undangan hari ini, Ombudsman RI yang 'menjemput bola' mendatangi Polda Metro Jaya pada pekan depan.

Permintaan Terbaru Ayah Akseyna ke Polri soal Kematian Anaknya

"Kalau hari ini tak jadi datang, kami yang akan datang ke Polda Metro Jaya pekan depan mengenai ini," kata Nyoto.

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti, pada awal 2016 sempat berucap bahwa kasus Ace adalah kasus prioritas yang akan diungkapnya. Namun, kata Krishna kasus Ace adalah kasus yang cukup sulit diselesaikan.

"Saya akui kasus pembunuhan Akseyna sebagai yang paling sulit," kata Krishna kepada wartawan, usai jumpa pers akhir tahun 2015 Polda Metro Jaya, pada 30 Oktober 2015.

Pihak kepolisian, kata Krishna, masih terus dan serius menangani kasus Akseyna. Meskipun beberapa alat bukti sudah ditemukan.

"Kami simpan itu dan tidak bisa sampaikan ke publik karena itu urusan saya dengan tim penyidik. Bukan untuk konsumsi publik, terlalu sensitif," kata Krishna.

Dia pun tidak berani menyebut nama yang dicurigai pihak kepolisian, karena menurutnya pihak kepolisian bekerja sesuai alat bukti.

"Kami belum bisa menyebutkan nama atau menjurus ke sana. Kami ingin ketika menyebutkan nama tapi dengan berlandaskan alat bukti yang ada," kata Krishna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya