Ulama Dianiaya, Warga NU Diminta Tetap Tenang

Ketua PBNU Robikin Emhas
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Kasus pembunuhan terhadap ustaz yang terjadi di Jawa Barat dikaitkan dengan kondisi sosial politik. Namun Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama meminta warga NU untuk tetap tenang.

Arya Sinulingga: Sejak 2019-2021, Pemerintah Tutup 71 BUMN

Dalam diskusi di Indonesia Lawyers Club atau ILC di tvOne, Ketua PBNU Kiai Haji Robikin Emhas mengakui bahwa kasus pembunuhan ustadz telah menimbulkan keresahan publik.

"Publik merasa kebetulan ini terlampau kebetulan. Misalnya korban, sama-sama berstatus sebagai tokoh dan pimpinan agama. Rentang kejadian begitu dekat, waktu kejadian pada saat sepi. Lokasi kejadian terjadi di wilayah Jawa Barat, dan pelakunya yang ada saat ini diduga sebagai orang gila. Apakah ini kebetulan atau tidak, penyidik sudah memaparkan tindakan yang sudah dilakukan," ujarnya seperti disiarkan oleh tvOne, Selasa, 6 Februari 2018.

tvOne: Kerja Sama ILC Berakhir Tahun 2020

Robikin mengakui, saat ini publik tidak begitu saja meyakini narasi yang disampaikan penyidik. Menurutnya, satu yang tampak jelas adalah adanya kecemasan publik, kekhawatiran dan ketakutan. Jika ini dikelola oleh pihak yang tidak bertanggung jawab ini bisa menjadi ancaman, publik bisa saling curiga. antar umat, dan umat dengan kekuasaan. jika terus dibiarkan spekulasinya bisa kemana-mana.

Menurut Ketua PBNU ini, apa yang terjadi sekarang adalah 'public distrust.' Ada kinerja polisi yang sudah bagus. Namun polisi ditantang untuk mengungkap tuntas. "Percayakan proses pada kepolisian, tapi jika publik tetap tidak bisa diyakinkan, wajar jika ada permintaan dibentuknya tim independen. Jika sudah demikian, polisi bisa mengajak dan melibatkan tim independen. Sehingga publik bisa menerima penjelasan yang disampaikan polisi," ujarnya menambahkan.

Saksikan ILC Hari Ini 24 November 2020: Bisakah Gubernur Dicopot?

Namun Robikin juga mengakui adanya kasus lain yang memang direkayasa. Kasus tersebut berpotensi diduplikasi, entah dengan motif apa. Namun jika dibiarkan, kasus pembunuhan ustaz bisa melebar.

"Ini bisa dihubungkan kemana-mana, dan bisa diingatkan ke tahun 1998, dimana terjadi pembantaian ustaz yang dilabel sebagai dukun santet. Dengan liarnya informasi maka penyidikan harus dilakukan secara transparan sehingga hasilnya akuntabel," ujarnya,

Namun Robikin meminta agar warga NU tetap tenang, tidak terprovokasi, dan tidak perlu mengambil tindakan sendiri. Menurutnya, ketenangan perlu agar tidak mudah terpancing. "Ketenangan adalah langkah penting yang perlu dilakukan untuk bisa keluar dari situasi ini," ujarnya menegaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya