- VIVA.co.id/ Rahmat Noto (Surabaya)
VIVA – Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno mengingatkan pendukungnya agar tidak lengah. Berbagai hasil survei tak membuat pasangan calon gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) itu mengendur dalam bergerak.
“Hasil survei menjadi cermin kita. Maju terus, sampai titik akhir. Jangan merasa puas. Jangan lengah. Jangan pula kecil hati,” kata Puti dalam orasinya di depan kader-kader PDIP Bojonegoro.
Menghadapi hasil survei, sikap pribadi yang harus diambil jajaran PDIP dan semua parpol pengusung adalah menjaga kesadaran politik, yakni bergerak terus untuk memenangkan Pilkada Jawa Timur 2018.
Puti belajar dari jalan kakeknya, Bung Karno. “Kita tidak punya pilihan, selain maju terus. Mundur, hancur. Mandeg (berhenti), ambleg (runtuh). Maka, pilihannya, maju terus. Bongkar, bongkar, sampai garis akhir,” kata Puti.
Pada satu lembaga, Puti mengemukakan, hasil survei disebutkan pasangan Gus Ipul-Puti Guntur unggul. Namun tak lama kemudian, lembaga survei lain, menyebut Khofifah-Emil unggul.
“Kemarin lembaga survei Charta Politica menempatkan Gus Ipul dan saya unggul dengan selisih 6,7 persen. Maka, apa pun hasil survei, kita tempatkan sebagai cermin, kaca benggala. Jadi, seluruh hasil survei, harus kita tanggapi dengan cerdas,” kata Puti.
Hasil survei, lanjut Puti, juga akan dijadikan salah satu pedoman dalam melangkah di sisa waktu dua bulan ini. Apalagi, cucu dari Bung Karno baru start di detik-detik terakhir pendaftraan KPU mengantikan Abdullah Azwar Anas.
“Saat ini, di Bojonegoro, adalah daerah ke-26. Masih ada waktu 3 bulan. Masih 12 kabupaten/kota yang belum saya kunjungi. Nanti putaran berikut, kita lalukan “penebalan” di sejumlah daerah, menurut panduan survei,” kata Puti.
Selama safari, Puti menyaksikan bangkitnya kaum nasionalis, para pecinta Soekarno. Ia ingat nasihat ayahnya, Guntur Soekarno, yang menyebut Jawa Timur sebagai basis kaum Soekarnois. "Mereka akan turun tangan membantu saya, dan itu menambah semangat saya," ujarnya. (ase)
