TNI Berhasil Bebaskan 13 Sandera dari Tangan OPM

Warga saling berpelukan usai dibebaskan TNI dari tangan OPM.
Sumber :
  • Dokumen TNI

VIVA – Tentara Nasional Indonesia berhasil membebaskan 13 warga yang disandera kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka, dalam operasi khusus yang digelar selama beberapa hari di wilayah Aroanop, Provinsi Papua.

Pernah Disandera, Meutya Hafid Ungkap Titik Terang Pilot Susi Air Ditawan KKB

"Betul, TNI berhasil menjalankan operasi khusus untuk menyelamatkan sandera dari tangan kelompok bersenjata OPM," kata Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Muhamad Aidi, kepada VIVA melalui sambungan telepon, Jumat siang, 20 Aprikl 2018.

Menurut Aidi, seluruh sandera diselamatkan dalam kondisi baik. Mereka terdiri dari 7 pria dan 6 wanita.

Irjen Fakhiri Ungkap Ada Pihak Ketiga Sengaja Hambat Pembebasan Pilot Susi Air, Siapa?

"Mereka disandera sekitar 20 orang bersenjata api standar militer," kata Aidi.

Dia mengungkapkan operasi penyelamatan sandera berlangsung sempurna. Tak ada korban jiwa, baik dari sandera maupun prajurit TNI.

Tragedi Papua, Penyanderaan dan Tarik Ulur Pembebasan Pilot Susi Air

Operasi itu berlangsung selama tiga hari. Sebanyak 50 tentara TNI gabungan menggelar operasi sejak 17 April 2018.

"Sampai sasaran 19 April 2018. Tim bergerak dari wilayah Okinawa ke Aronap sejak 17 April, dini hari. Dan sampai subuh pukul 05.30 WIB," kata Aidi.

Selain berhasil membebaskan sandera, TNI juga berhasil menguasai 6 kampung yang sebelumnya dikuasai OPM.

Aidi mengatakan, operasi penyelamatan sandera masih akan berlangsung, mengingat ada 3 warga lagi yang belum dievakuasi.

"Tadi kita sudah terbangkan helikopter, tapi harus kembali karena cuaca buruk," katanya.

Baca: Sadis, Guru SD Diperkosa 6 Anggota OPM

Pasukan TPNPB OPM

Penyanderaan ini merupakan kasus yang kesekian kalinya sejak OPM melalui Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengeluarkan ultimatum berperang melawan TNI dan Polri.

Pernyataan ultimatum perang itu diumumkan Mayor Jenderal G.Lekkagak Telenggen, usai dilantik sebagai Kepala Staf Operasi Komando Nasional TPNPB, pada 2 Februari 2018, di Markas Kimagi, Distrik Yambi, Puncakjaya, Papua.

Pembacaan ultimatum itu diunggah TPNPB di akun YouTube resminya. Dalam rekaman video, terlihat ultimatum dibacakan secara resmi dengan latar belakang bendera Bintang Kejora dan dikawal puluhan anggota OPM bersenjata laras panjang.

"Perang jangan berhenti, perang harus tanpa intervensi internasional di Papua. Ultimatum perang, saya sudah umumkan. Jadi, perang harus dilakukan di mana saya, di Papua. Ketentuan, aturan perang kita sudah keluarkan itu. Panglima TNI, Polda harus tunduk pada aturan itu, TPN di seluruh Papua, perang harus berdasarkan aturan ini. Tujuan, kami ingin perang lawan TNI, Polri sudah tecantum dalam aturan TPN," kata Lekkagak.

Baca: Ternyata Ada Operasi Senyap TNI Polri Tumpas OPM

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya