Terduga Pengebom Polrestabes Surabaya Dikenal Tukang Las

Densus geledah rumah terduga teroris pembom markas Polrestabes Surabaya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Noto

VIVA – Peran Tri Murtiono dalam aksi teror bom di Surabaya belum terkuak. Namun polisi menemukan sisa bom dan bahan peledak berkekuatan tinggi dari rumah kontrakannya, di Tambak Medokan Ayu VI B, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. 

Pria berusia 40 tahun itu tewas bersama istri dan dua anaknya dalam aksi pengeboman Mapolrestabes Surabaya, Senin 14 Mei 2018. Lantas, bagaimana sosok Tri Murtiono di mata warga sekitar tempat tinggalnya? 

Di kampungnya, sosok Tri memang belum banyak dikenal. Sebab, baru menghuni rumah yang dikontraknya pada Februari lalu. Sebelumnya, bapak tiga anak ini beralamat di Krukah, Surabaya. "Saya sekali datang ke rumah untuk memastikan sudah bayaran iuran atau belum,  di dalam saya lihat tidak ada yang mencurigakan," ujar Sugeng, pemilik rumah kontrakan. 

Saat negosiasi harga kontrakan, Sugeng juga mengaku tak mengenal Tri Murtiono. Sebab, proses tawar menawar rumah yang dikontrakannya itu dilakukan via situs jual beli online. "Rencananya di kontrak dua tahun," ujarnya menambahkan.

Tri Murtiano dikenal oleh warga berprofesi sebagai tukang las dan  perajin alumunium, etalase, dan kanopi. "Dia punya toko, kalau sore pulang seperti biasa. Anak-anaknya juga bermain seperti biasa dengan anak-anak di sini," ujar Setiono, tetangga dekat Tri.  

Hal yang mencurigakan, keluarga Tri Murtiono tidak pernah ikut berbagai kegiatan di kampung, seperti arisan dan kerja bakti. Namun sangat aktif dalam kegiatan jaga malam atau Siskamling, "Kalau jaga Poskamling RW aktif datang giliran dua minggu sekali," ujarnya. 

Cerita lain diungkapkan Sugeng, pemilik warung kopi tak jauh dari rumah terduga teroris itu. "Pernah nongkrong di sini, tapi enggak pernah merokok dan minum kopi. Katanya rokok dan kopi haram," ujarnya.

Sebelumnya, Tri Martono tewas dalam aksi pengeboman di Mapolrestabes Surabaya, bersama istri Tri Ernawati (43), dua anak laki-lakinya yaitu DS (14) dan MA (16), pada Senin, 14 Mei 2018. Sedangkan, satu anaknya lagi, AAP (8) berhasil diselamatkan dan sedang menjalani perawatan di RS Bhayangkara. 

Bocah Muslim Selamatkan 100 Orang Saat Aksi Terorisme di Moskow, Dapat Penghargaan dari Putin

Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menggeledah rumah Tri Murtiano, Selasa, 15 Mei 2018. Pengeledahan di mulai sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.30 WIB. Dari informasi dan pengamatan VIVA, petugas tampak membawa tiga peti yang diduga berisikan 24 bom aktif berdaya ledak tinggi. (mus)

Remaja 16 tahun yang menikam pendeta dan bishop di Australia

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Remaja laki-laki berusia 16 tahun yang dituduh menikam dua pendeta saat kebaktian gereja di kota Sydney, Australia timur, resmi didakwa melakukan pelanggaran terorisme.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024