Trump dan Kim Orang Aneh, Jokowi Harus Waspada

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat berada di Singapura.
Sumber :
  • Repro Instagram

VIVA – Wakil Ketua Dewan Rakyat RI, Fahri Hamzah, tak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dari hasil pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un akan sulit diprediksi.

8 Aturan Aneh yang Harus Dituruti Istri Kim Jong-un, Ri Sol-ju

Karena menurut Fahri, Trump dan Kim memiliki karakter yang sulit ditebak. "Karena kedua pemimpin ini dua-duanya pemimpin aneh," kata Fahri melalui pesan singkatnya, Senin 11 Juni 2018.

Politikus PKS ini mengungkapkan, Kim itu pemimpin muda yang aneh karena sosoknya selama ini seperti diselimuti misteri.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

"Aneh karena kita belum banyak tahu siapa dia. Dia jarang bicara. Dia jarang kita lihat aktivitasnya karena sistem tertutup di Korut," ucapnya.

Sedangkan, Trump dianggap sosok yang aneh karena berbagai pernyataannya dan kebijakan kontroversi.  "Donald Trump aneh karena sangat terbuka. Dan keanehannya itu hari-harinya mewarnai media," ujarnya.

Korut Rayakan Ulang Tahun ke-80 Kim Jong Il Tanpa Parade Militer

Selain itu dua pemimpin ini mewakili negara yang jelas-jelas mempunyai pandangan politik berbeda, komunis dan demokrasi terbuka.

"Lalu keduanya bertemu, kalau motif sederhananya hanya denuklirisasi untuk menghentikan perang itu positif saja," katanya.

Presiden AS Donald Trump

Namun, Fahri mengingatkan Presiden Joko Widodo,  untuk memperhatikan agenda lain di belakang pertemuan Trump dan Kim. Karena agenda terselubung di balik pertemuan keduanya sangat mungkin.

"Kalau motifnya nanti kemudian berkembang kepada konsesi konsesi tertutup itu bisa merugikan kita semua," ujarnya.

Apalagi, Trump sedang berupaya memperkuat perekonomian Amerika saat ini. Di mana selama ini Amerika sangat dekat dan membantu Korea Selatan, negara yang selalu berhadapan dengan Korea Utara.

"Kalau dia bisa reunifikasi lalu memegang Korut, maka barang barang produk dan jasa Amerika akan masuk melalui Korsel. Maka semenanjung korea kemudian akan berada di bawah AS, nah itu bisa membuat tensi ketegangan yang tinggi antara Amerika dengan China. Kalau Indonesia tidak mengerti posisinya kita bisa rugi. Sebab pada perang dagang dua negara ini, kita bisa jadi korban seperti terinjak di antara dua gajah," katanya.

Trump dan Kini menggelar pertemuan bersejarah di Sentosa, Singapura, pertemuan direncanakan berlangsung Selasa, 12 Juni 2018, kedua tokoh dunia ini kini sudah berada di negara pertemuan.

Baca: Mau Ketemu Kim Jong Un, Ternyata Trump Ulang Tahun

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya