- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA – Kementerian Perhubungan menerima puluhan laporan penerbangan balon udara secara liar di sejumlah wilayah di Jawa. Balon-balon udara yang tak terkendali itu berbahaya bagi penerbangan pesawat udara.
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dilaporkan atau ditemukan sedikitnya 84 balon udara di beberapa daerah di Jawa dalam beberapa hari terakhir sejak Lebaran Idul Fitri. Dua per tiga di antaranya ditemukan di Jawa Tengah, sementara sepertiga lainnya di Jawa Timur.
“Jateng paling masif," kata Budi Karya ketika ditemui di kantornya di Jakarta pada Minggu malam, 17 Juni 2018.
Pemerintah dan aparat penegak hukum, katanya, memahami bahwa penerbangan balon udara itu bagian dari tradisi dan kearifan lokal yang biasa terjadi saat Lebaran. Pemerintah tak bisa juga asal melarang melainkan ditertibkan agar tidak mengganggu penerbangan pesawat.
Budi mengaku sedang menggagas sebuah perlombaan penerbangan balon udara untuk menertibkan tradisi itu. Masyarakat yang ingin menerbangkan balon udara, diberikan peraturan desain khusus seperti minimal ketinggiannya 150 meter dan radiusnya 15 kilometer dari bandara sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2018.
"Kemenhub bukannya ikut campur tangan, tapi berusaha memberi suatu ruang saudara-saudara kita untuk tetap melanjutkan hobinya, seperti di Pekalongan dan Wonosobo, untuk menerbangkan balon dengan batasan ketinggian seratus lima puluh meter meter," ujar Menhub.
Balon udara yang diterbangkan, katanya, juga harus diikat agar masih dapat dikendalikan. “Sehingga tidak menjadi free balon (balon terbang liar). Silakan menerbangkan balon tapi sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2018," lanjut Budi. (ren)
Dirjen Ingin Petugas Imigrasi RI juga 'Ngantor' di Bandara Saudi saat Kepulangan Jemaah Haji
Dirjen Imigrasi Silmy Karim mengapresiasi perluasan Makkah Route, proses keimigrasian yang semestinya dilakukan di Bandara Arah Saudi dilakukan di Bandara RI
