Mahasiswi IPB Disetop Beasiswanya karena Pindah Agama Sempat Depresi

Lisnawati (kanan), ibunda mahasiswi IPB, Arnita yang berhenti kuliah karena beasiswanya disetop, saat berada di kantor Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara di Medan pada Selasa, 31 Juli 2018.
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Arnita Rodelina Turnip, mahasiswi Institut Pertanian Bogor yang berhenti kuliah karena beasiswanya disetop, sempat depresi. Arnita belum mengerti alasan beasiswa untuknya dihentikan tiba-tiba, meski dia menduga kuat gara-gara dia pindah agama dari Kristen menjadi Islam.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Sang ibu, Lisnawati, pun tak terima atas hal yang dialami putrinya. Lisnawati bertekad memperjuangkan hak anaknya meski dia dan suaminya tetap memeluk agama Kristen.

Lisnawati berbagi cerita tentang yang dialami Arnita kepada VIVA saat dia berada di kantor Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara di Medan pada Selasa pagi, 31 Juli 2018.

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

Mula-mula dia sempat kaget ketika mengetahui Arnita telah memeluk Islam. Sebab opini publik bahwa mualaf biasanya berubah menjadi radikal dan teroris memengaruhi pemikirannya. Namun dia tak begitu saja percaya.

Lisnawati sempat berencana mengembalikan keyakinan putri sulungnya itu dengan membaptisnya di gereja. Namun Arnita menolak dengan santun sehingga kedua orangtuanya pun mengalah dan menghormatinya.

Detik-detik Bharada Richard Eliezer Pindah Agama Jelang Menikah dengan Ling Ling

"Awalnya saya salah persepsi, mengawur. Makanya saya berkordinasi dengan keluarga di Jakarta untuk menjemputnya ke Bogor. Bilang dia radikal, kita buat pelepasan untuk baptis kembali. Mau dibaptis, dia (Arnita) menolak," kata Lisnawati.

Setelah tak lagi kuliah, Arnita memang dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Bangun Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tetapi dia kemudian depresi karena merasa tertekan gara-gara telah menjadi muslimah, juga berhenti kuliah.

Arnita berkali-kali mengingatkan kepada kedua orangtuanya dan keluarganya bahwa dia tak menjadi radikal setelah memeluk Islam. "Dia bercerita sama saya, "Mak, aku tidak radikal; aku tidak dicuci otak. Aku ingin kuliah, berjuang, karena aku mau BUD (Beasiswa Utusan Daerah)'," ujar Lisnawati menirukan keluh kesah putrinya.

Arnita juga terus-menerus mempertanyakan alasan beasiswanya disetop, padahal tak ada sesuatu yang dilanggarnya, bahkan nilai akademiknya cukup baik. Dia menduga kuat bahwa semua itu gara-gara dia telah memeluk agama Islam.

"Mamak tahu, aku masuk Islam permisi dengan Mamak dan Bapak. Aku bukan radikal, tolong bantu aku, Mak, keluarkan dari kampung ini," tutur Lisnawati, menceritakan ulang curahan hati Arnita. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya