Setan Botak Peureulak Sudah Lama 'Gentayangan' di Perairan Aceh

Wakil Kepala Polisi Daerah Aceh, Brigadir Jenderal Polisi Supriyanto Tarah
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Kelompok perompak laut bernama Setan Botak Peureulak ternyata sudah lama beroperasi di perairan Aceh. Selain diduga menjadi pemasok narkoba, mereka juga kerap mencuri ikan hasil tangkapan nelayan.

Dikepung, Pelarian Warga Jakarta Pemimpin Bajak Laut Berakhir di Jambi

Tak tanggung-tanggung mereka juga kerap melakukan pemerasan pada nelayan, bahkan melukai dan membunuh. Seperti peristiwa terbunuhnya salah seorang anggota polisi yang mengintai gerak gerik mereka.

Mereka juga disebut sebagai kelompok yang berbahaya, karena kelompok ini juga menggunakan senjata api ilegal. Wakil Kepala Polisi Daerah Aceh, Brigadir Jenderal Polisi Supriyanto Tarah, tak menampik bahwa perompak yang mengatasnamakan Setan Botak Peureulak sudah lama diincar oleh aparat.

Ngeri, Begini Cara Bajak Laut Merompak di Perairan Kepulauan Seribu

Namun, Kepolisian baru bisa mengungkap setelah gugurnya seorang anggota polisi. "Mereka sudah lama beroperasi, korban kebanyakan nelayan. Tapi awalnya mereka yang jadi korban tak berani untuk melaporkan kejahatan perompak ini," kata Brigjend Supriyanto saat ditemui wartawan di Mapolda Aceh, Senin 27 Agustus 2018.

Supriyanto menduga, masih ada anggota perompak yang belum tertangkap. Keberadaan mereka juga sering berpindah-pindah, karena wilayah selat Malaka merupakan sasaran perompak kriminal bersenjata dari Aceh ini.

Purnawirawan TNI AU Pimpin Operasi Senyap Pembebasan 3 WNI di Nigeria

Dari hasil barang bukti yang didapat Kepolisian, berupa dua granat tangan jenis nanas dan manggis, sepucuk senjata api AK56, 19 butir peluru, lima pisau, pistol revolver milik Brigadir Faisal, yang berhasil direbut, dan paspor milik ZK.

Diketahui pimpinan kelompok tersebut berinisial ZK (33) dan merupakan warga Aceh Timur. Ia tewas ditembak lantaran berusaha melawan petugas.

“Dari barang bukti paspor yang kita amankan milik ZK, ia diduga sebagai salah seorang pimpinan. Ia meninggal dunia setelah ditembak lantaran ingin melemparkan granat ke arah petugas,” ujarnya.

Brigjend Supriyanto menepis isu bahwa kelompok ini aktif memasok narkoba antarnegara, namun pihaknya masih menyelidiki. Pihaknya belum menemukan bukti bahwa kelompok ini juga sebagai pemasok aktif narkoba.

“Sampai saat ini belum mengarah ke sana, tetapi memang jalur tersebut kerap digunakan untuk penyeludupan senjata dan narkotika.” 

Sebelumnya, perompak Setan Botak Peureulak membunuh seorang polisi di Pantai Bantayan, Aceh Utara pada Minggu 26 Agustus 2018. Aksi itu dilakukan mereka, karena gerak gerik mereka sudah diketahui petugas saat ingin bersandar di bibir pantai.

Setelah itu, dalam waktu 18 jam, polisi membekuk enam pelaku termasuk kepala perompak kriminal bersenjata ini. Mereka yg ditangkap berinisial SM (28 tahun), BH (36 tahun), SR (43 tahun) warga Aceh Timur. Selanjutnya MA (18 tahun) warga Langsa dan FS (42 tahun) warga Aceh Utara dan ZK (33 tahun). (mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya