- Zahrul Darmawan
VIVA – Dokter Ibnu Hantoro, salah satu korban tewas dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Rabu siang, 7 November 2018. Kepergian almarhum diiringi isak tangis keluarga dan kerabat.
Pantauan VIVA, ada ratusan pelayat yang mengantar kepergian dokter Ibnu ke liang lahat. Bahkan turut hadir Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad, Kepala PPSDM Kementerian Kesehatan RI, Usman Sumatri, anggota DPRD Depok Danramil Sukmajaya, Kapten Suyono dan sejumlah tokoh serta pemuka agama setempat.
Sebelum dimakamkan, dokter Ibnu lebih dulu disalatkan di Masjid Nurul Iman, tak jauh dari rumah duka di kawasan Komplek Pelni, Kecamatan Sukmajaya, Depok. Dalam sambutannya, Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad mengatakan, almarhum adalah salah satu warga terbaik yang dimiliki kota ini.
“Perlu Bapak Ibu ketahui, beliau adalah warga terbaik Kota Depok, termasuk empat warga Depok lainnya yang jadi korban tragedi Lion Air. Kita sama-sama saksikan bahwa beliau (dokter Ibnu) adalah orang baik,” katanya di hadapan kerabat dan keluarga almarhum.
Idris menambahkan, kebaikan almarhum dapat dibuktikan karena salah satunya ia meninggal saat sedang menjalankan tugas mulia dan penuh keimanan, serta ke-Islaman.
“Kita tahu dari keluarga, tetangga dan pengakuan imam masjid di sini. Allah mengambilnya dalam kondisi yang kata Nabi mati syahid, meninggal karena tenggelam ataupun terbakar. Subhanallah, Allah menakdirkan demikian,” kata Idris, diwarnai isak tangis keluarga almarhum.
Kepada keluarga almarhum, Idris berpesan agar tidak berkecil hati. Sebab, mereka pada suatu saat nanti akan kembali bertemu dalam keadaan baik di surganya Allah.
“Jangan pernah bertanya apakah kita akan bertemu, yakin kita akan bertemu dengan beliau, sesuai hadis Nabi, orang yang beriman dan diikuti istri, anak cucu serta keturunannya yang beriman akan dikumpulkan di surganya Allah dan tidak dikurangi sedikitpun dari amal kebaikan beliau,” ujarnya.
Apa yang dipersembahkan dokter Ibnu bukan hanya untuk negara namun juga memiliki peran penting bagi rekan sejawatnya. “Satu sisi kita kehilangan warga terbaik, tapi kami bahagia beliau meninggal dalam kondisi husnul khotimah. Semoga kita bisa meneladani kebaikan-kebaikan beliau,” kata Idris.
Doa dari Imam Masjidil Haram
Di tempat yang sama, Kepala PPSDM Kementerian Kesehatan RI, Usman Sumatri juga menyampaikan rasa belasungkawanya pada keluarga dokter Ibnu Hantoro.
“Saya atas nama keluarga Kementerian Kesehatan yang tidak bisa hadir mengucapkan belasungkawa pada keluarga Ibnu Hantoro. Semoga almarhum mendapatkan pahala yang setimpal karena pengabdiannya selama ini,” katanya.
Usman menambahkan, dokter Ibnu adalah salah satu dokter muda spesialis yang melakukan pengabdian ke Bangka Belitung. Ibnu berstatus sebagai dokter Rumah Sakit Dharmais.
“Pengabdiannya berakhir Februari 2019 mendatang dan akan kembali menjadi dokter di RS Dharmais, namun beliau menjalankan tugas negaranya, melakukan pengabdian. Semoga almarhum diterima di sisi Allah sebaik-baiknya,” katanya.
Menanggapi hal itu, perwakilan keluarga almarhum pun mengucapkan terimakasih atas perhatian pemerintah pusat maupun daerah dan warga Pelni.
“Kami dari keluarga besar Haji Selamet Riyanto, mengucapkan banyak terimakasih pada pemerintah dan warga Pelni. Kami mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan yang dilakukan almarhum semasa hidup,” kata Sohibul mewakili keluarga.
Rasa terimakasih itu disampaikan atas dukungan, doa dan perhatian yang begitu besar selama ini terhadap almarhum maupun keluarga.
”Almarhum bukan hanya didoakan umat Islam Indonesia, tapi juga imam besar Masjidil Haram, semoga doanya dikabulkan,” katanya
