KPK Bantah Tuduhan Jadi Alat Politik Petahana

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata (kanan) bersama penyidik menunjukkan barang bukti hasil OTT Bupati Cirebon di kantor KPK, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Semenjak Joko Widodo terpilih menjadi Presiden RI ke-7 hingga menjelang Pilpres 2019, mantan Gubernur DKI itu mendapat serangan dari lawan politik dengan menggunakan tangan hukum untuk membungkam lawan-lawan politiknya. 

Struktur KPK Gemuk, Dewas Sudah Ingatkan Firli Bahuri Cs

Bahkan politisi Partai Demokrat Andi Arief menyamakan Jokowi dengan HM Soeharto yang memanfaatkan hukum untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Suara sumbang yang memojokkan aparat penegak hukum digunakan untuk membungkam lawan politiknya petahana mendapatkan respons dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK Tetapkan 3 Tersangka Baru Kasus Korupsi Dirgantara Indonesia

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan rasa-rasanya semua tokoh parpol atau anggota DPR dan DPRD dari semua parpol terkena OTT KPK.

"Maka saya bingung yang mana? Kalau KPK berpolitik sekarang mana? Kalau memang didukung partai tertentu maka politisi PDI Perjuangan tertangkap juga. Yang seberang, Gerindra dan PAN juga kita tangkap," ujarnya di sela-sela acara Seminar Nasional "Korupsi dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa" di Kampus UMY,  Yogyakarta, Jumat 23 November 2018.

Anggaran Miliaran KPK untuk Mobil Dinas, Ini yang Bisa Dipilih

Menurutnya tidak alasan bagi lembaga KPK untuk menjadi alat politik dan dipastikan KPK tidak akan berpolitik dan semua sudah sesuai dengan prosedur.

"Jadi rasa-rasanya lagi tidak ada alasan KPK menjadi atau dijadikan alat politik," terangnya.

Wakil Ketua KPK Alexander Mawarta.

Bantah Isu Taliban, Pimpinan KPK: Adanya Militan Pemberantas Korupsi

Isu Taliban dinilai sengaja dihembuskan untuk menyerang citra KPK. Isu lama yang berulang kali dimainkan.

img_title
VIVA.co.id
26 Januari 2021