Polisi Kesulitan Tangkap Peneror Misterius Bakar Mobil di Semarang

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono.
Sumber :

VIVA – Polisi belum menemukan titik terang, terkait rentetan kasus teror pembakaran kendaraan yang terjadi di Kota Semarang. Meski telah terjadi di 17 lokasi, namun pelaku teror bakar mobil dan motor tersebut masih belum juga tertangkap. 

Viral di Media Sosial, Dugaan Aksi Teror dan Premanisme di Qubu Resort Kalbar

Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Semarang, Komisaris Besar Polisi Abiyoso Seno Aji membeberkan sejumlah kendala, sulitnya mengungkap kasus yang cukup meresahkan tersebut. 

"Minimnya (kamera) CCTV dan minimnya keterangan saksi (jadi kendala). Sangat minim sekali saksi yang ada, yang memberikan keterangan masukan kepada kami, " kata Abiyoso, usai acara antisipasi dan deteksi dini serta penanganan gangguan Kamtibumtranmas di Semarang, Senin 4 Februari 2019.

Polda Metro Antisipasi Ancaman Teror Bom Saat Libur Lebaran 2024

Abi menjelaskan, dari 17 kejadian teror itu, polisi sebenarnya mendapatkan dua bukti rekaman CCTV, yakni TKP di kecamatan Bayumanik dan Gajahmungkur. Meski pelaku tersebut sempat terlihat saat beraksi, namun kedua bukti itu sulit dilacak, mengingat resolusi gambar yang sangat rendah. 

"Saat kita zoom atau perbesar (gambarnya) selalu pecah. Kualitasnya kurang bagus," ujarnya.

Rusia Beberkan Jejak Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Moskow, Ungkap Nama Vaily Malyuk

Abi menegaskan, terus berkomitmen mengumpulkan sejumlah bukti, mengungkap kasus meresahkan itu dengan berbagai cara. Dari berbagai bukti sementara, aksi itu dilakukan oleh peIaku tunggal, serta kelompok. Ia memasang target, pelaku akan tertangkap secepat mungkin.

"Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya bisa kita ungkap," katanya.

Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono menyebut, sebenarnya teror pembakaran kendaraan itu pertama kali terjadi di kabupaten Kendal sejak Desember 2018 lalu. Namun, seiring berjalannya waktu aksi serupa bergeser ke Kota Semarang. Penyelidikan sementara polisi, tujuan aksi itu untuk membuat resah masyarakat.

"Setelah kita evaluasi, beberapa kejadian tidak ada motif ekonomi. Mau mencuri barang juga tidak ada. Tidak juga ada motif dendam pribadi, berdasarkan pengakuan korbannnya," jelas Condro.

Condro menegaskan, telah mengintruksikan jajarannya untuk waspada dan melakukan patroli rutin di perkampungan-perkampungan baik tingkat polres hingga polsek. Ia juga berharap, agar masyarakat tenang dan tidak resah. 

"Kejadian ini harus direspons bukan bentuk khawatir dan resah, tetapi kita mengevaluasi dan introspeksi kenapa wilayah kita seperti ini," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya