Gandeng Perguruan Tinggi, Kemenpar Target Devisa US$20 Miliar

Kemenpar gelar pelatihan dasar pariwisata di kampus-kampus
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencatat, devisa negara yang dihasilkan dari industri kepariwisataan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. 

Wajib Halal Oktober 2024, BPJPH Yakin Dorong Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di RI

Kemenpar pun ingin terus menggali potensi yang ada, salah satunya dengan melibatkan kaum milenial dengan sasaran wisata desa.

“Alhamdulillah kalau devisa kita selalu mengalami peningkatan. Pada Tahun 2017, sebesar US$15 miliar, meningkat dari tahun 2016 sebesar US$13,5 miliar. Dan tahun ini targetnya US$20 miliar. Kalau tahun 2018 belum release ya, masih dihimpun,” kata Widyaiswara Kementerian Pariwisata, Denny Farabi saat ditemui di Universitas Pancasila (UP), Jakarta Selatan, Rabu, 20 Februari 2019.   

Harga Tiket Pesawat Domestik Bikin Masyarakat Menjerit, Sandiaga Uno: Itu Kelas Bisnis!

Untuk itu, Kemenpar terus melakukan terobosan untuk meningkatkan potensi wisata di Indonesia. Salah satunya, dengan menggandeng perguruan tinggi seperti Universitas Pancasila (UP). “Tujuan kami adalah terwujudnya kesadaran mahasiwa untuk meningkatkan kepariwisataan Indonesia dengan program gerakan sadar pariwisata," ujar Denny. 

Menurut dia, generasi saat merupakan generasi milenial yang sangat luar biasa teknologinya. "Medsos berperan aktif memperkenalkan destinasi masing-masing wilayah yang bisa digali potensinya,” kata Denny.

Labuan Bajo Siap Sambut Wisatawan! Temukan Peluang Baru di Webinar Outlook Kepariwisataan NTT

Denny mengklaim, tren pariwisata Indonesia belakangan ini terus naik. “Saingan kita saat ini adalah Vietnam yang begitu pesat pertumbuhannya. Karena wilayahnya beda kita kan Indonesia luas. Insya Allah kita bisa jadi nomor satu penyumbang devisa negara.”

Di tempat yang sama, Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar, Wisnu Bawa Tarunajaya mengungkapkan, Kemenpar ke depannya akan menggalang mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi, dengan program pendampingan pengembangan desa wisata. “Nah ini nanti kita gandeng perguruan tinggi. Ini kolaborasi antara Kemenpar, Kemendes (Kementerian Desa) dan perguruan tinggi dengan menggunakan anggaran masing-masing,” katanya.

Dari Kemenpar sendiri, lanjut Wisnu, bakal mengalokasikan dana sebesar Rp10 miliar untuk program tersebut. “Desa pariwisata yang dipilih setiap perguruan tinggi, mereka punya desa binaan. Alokasi dana totalnya Rp10 miliar dari kami," ujarnya. 

Dana tersebut hanya untuk pengembangan SDM, buku pedoman dan evalusi serta pelatihan kompetensinya. "Nanti ada lagi dari Kemendes dan perguruan tinggi," katanya.   

Potensi Wisata

Sementara itu, perwakilan dari Suku Dinas Pariwisata Kota Jakarta Selatan, Puka Yanuar mengatakan, untuk pariwisata di daerah Jakarta khususnya Jakarta Selatan, terdapat beberapa pilihan alternatif yang belakangan ini sedang dikembangkan masyarakat.

“Jaksel (Jakarta Selatan) ini ruang liminal campuran. Campuran antara kampung dan kota. Itu enggak mudah. Kita tetap mendukung kebijakan pariwisata nasional. Nah ke depannya inovasi lagi,” kata dia.

Pria yang akrab disapa Puka ini juga mengatakan, beberapa potensi wisata berbeda dapat ditemui di Jaksel, seperti di kawasan Kemang, Melawai dan sekitarnya. “Kita ingin mempromosikan destinasi wisata yang lebih variatif. Tapi sekarang kita lagi coba dengan event goes to campus.”

Salah satu destinasi wisata yang belakangan digandrungi kaum milenial Jaksel, kata Puka, adalah  coffee shop. “Sepanjang Jalan Panglima Polim Jaksel tepinya LRT yang baru jadi destinasi wisata. Masyarakat sendiri punya kecerdasan membantu mengembangkan wisata,” katanya.

Puka mengaku, tantangan pariwisata di Jaksel lebih ke arah promosi. Selain itu, pihaknya juga bakal gencar dengan memaksimalkan potensi wisata cagar budaya. “Cagar budaya tetap, tapi belum kita maksimalkan. Kita terus melakukan pendataan, salah satunya contoh makam Pangeran Kuningan di gedung Telkom Gatot Subroto," ujarnya.

Goes to Campus

Terpisah, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila, Devi Roza Kausar mengatakan, kegiatan pariwisata goes to campus ini diharapkan dapat menjadi ajang pengembangan potensi wisata di Indonesia, khususnya dalam hal peningkatan kualitas SDM.

“Di sini kita mengetahui pentingnya kualitas SDM, pentahelix dan bagaimana kegiatan ini menjadi contoh yang baik dari kerjasama antara pemerintah dan akademisi dalam konteks SDM," ujarnya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila, Sri Widyastuti menambahkan, pihaknya juga telah mengimbau mahasiswa untuk ikut berperan aktif dalam memperkenalkan potensi wisata. Salah satunya seni budaya Betawi, khsusnya ketika tampil di luar negeri. “Kami juga kerap mengadakan penelitian dan pengabdian masyarakat di kantong-kantong masyarakat Betawi seperti Setu Babakan,” katanya.  
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya