Terduga Teroris Asal Klaten yang Bunuh Diri Dimakamkan di Jakarta

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA - Polri telah memakamkan jenazah terduga teroris Y, alias Khodijah yang tewas bunuh diri. Ia meninggal di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, usai menenggak cairan pembersih kamar mandi, ketika berada di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

"Jenazahnya sudah diserahkan kepada pihak keluarga kemarin (21 Maret) dan langsung dimakamkan sesuai permintaan keluarga di Tanah Kusir. Jadi, polisi memfasilitasi pemakaman," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi, Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 22 Maret 2019.

Mengenai alasan jenazah Y tak dimakamkan di kampung halamannya, Dedi mengaku tidak mengetahuinya. Polri hanya memfasilitasi keinginan keluarga, yang ingin jenazah Y dimakamkan di Jakarta.

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

"Permintaan keluarga. Soalnya gini, kalau ke suami dan anaknya kan mereka sudah pisah, walaupun tidak secara resmi cerai, karena dia memiliki aliran yang berseberangan dan Khodijah ini lebih memiliki keinginan untuk segera menikah dengan Abu Hamzah (terduga teroris asal Sibolga). Mungkin, dari pihak keluarga dekatnya sudah enggak usah dibawa ke Klaten, di Jakarta saja," katanya.

Insiden bunuh diri itu bermula, ketika Khodijah ditemukan lemas di ruang istirahat pemeriksaan di Rutan Polda Metro Jaya. Ia sempat mendapatkan pertolongan pertama dari petugas jaga.

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

Namun, karena kondisinya tak membaik, Khodijah dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Di sana, ia sempat dirawat selama delapan jam. "Sempat ditolong oleh tim medis, ternyata tidak tertolong. Akhirnya, meninggal dunia," ujar Dedi.

Tim dokter forensik menemukan zat kimia berbahaya di dalam lambung Khodijah. Dedi menyebut, berdasarkan hasil laboratorium forensik, zat asam yang mengendap dalam lambung Khodijah sama dengan kandungan zat kimia di cairan pembersih yang dia tenggak sebelumnya.

"Apalagi, yang bersangkutan juga mengidap sakit asam lambung akut. Jadi, yang diminum itu juga berpengaruh terhadap penyakit lambungnya itu, sehingga terjadi pendarahan hebat," kata Dedi.

Dedi meyakini, dia sengaja ingin mengakhiri hidupnya. Berdasarkan pemahaman kelompok teroris, kata Dedi, bunuh diri dalam rangka melawan aparat yang disebut sebagai toghut, diyakini sebagai syahid yang dijamin masuk surga.

"Yang bersangkutan memang bunuh, diri karena mungkin memang tidak bisa melakukan perlawanan yang dalam (kepada aparat)," kata Dedi.

Lebih lanjut, ia menuturkan, terduga teroris wanita biasanya memiliki militansi yang lebih tinggi. Mereka rela meninggalkan keluarga, mengorbankan harta, bahkan nyawanya untuk aksi yang mereka sebut sebagai jihad.

Khodijah ditangkap di Klaten, Jawa Tengah, pada 14 Maret 2019. Dia diduga terlibat dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Husain alias Abu Hamzah yang dibekuk di Sibolga, Sumatera Utara.

Rencananya, ia akan ke Sibolga menemui Abu Hamzah, untuk melakukan amaliyah atau aksi teror bersama dengan target aparat keamanan. Namun, sebelum berangkat, terduga teroris itu lebih dulu ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya