Logo timesindonesia

Masyarakat Terbelah, Praktisi Media Sayangkan Pers Masih Partisan

Praktisi media Arief Gunawan (kanan) dalam diskusi yang disiarkan Bravos Radio (FOTO: Yayat R Cipasang/TIMES Indonesia)
Praktisi media Arief Gunawan (kanan) dalam diskusi yang disiarkan Bravos Radio (FOTO: Yayat R Cipasang/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

"Sebenarnya kalau mau dipahami quick count itu tatarannya informasi awal bukan sesuatu yang sudah final tetapi demikian dibuat sedemikian rupa sehingga ia mempengaruhi persepsi publik mempengaruhi anggapan publik bahwa yang menang pihak yang sebelah sana," ujarnya.

"Padahal ini semuanya belum selesai dan saya kira ini masuk ke dalam penyesatan informasi," kata Arief. "Mengutip Pak Rizal Ramli lembaga quick count itu sebenarnya tak ubahnya benalu demokrasi."

Memang, kata Arief, para penyelenggara quick count menggunakan kapasitas akademik mereka untuk kepentingan yang sebetulnya tidak mencerminkan realita. Tidak mencerminkan apa yang menjadi kehendak rakyat.

"Ke depan peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), ke depannya mungkin harus diperbaiki dan direvisi juga," ujarnya.

Pers, kata Arief harus kembali didudukkan sebagai empat pilar demokrasi. "Nah itu harus dikembalikan dulu. Napoleon pernah berkata, dia lebih takut kepada pena wartawan daripada 20 sampai 40 moncong meriam. Tetapi pemerintah sekarang tidak ada takutnya sama pers, malah dijadikan corong kekuasaan," kata Praktisi Media Arief Gunawan. (*)