Polisi Klarifikasi Penyebab Kematian Korban Aksi 22 Mei

Jenazah korban kerusuhan Petamburan, Farhan Syafero, saat akan dimakamkan.
Sumber :
  • VIVA/ Zahrul Darmawan.

VIVA – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil autopsi guna mengetahui penyebab tewasnya sejumlah demonstran dalam aksi yang berujung kerusuhan pada 22 Mei.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Sambil menunggu hasil autopsi, polisi membentuk tim investigasi guna melakukan penyelidikan.

"Hasil autopsi sampai saat ini belum keluar, menunggu tim investigasi," ujar Dedi kepada VIVA, Jumat, 24 Mei 2019.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Pernyataan Dedi menjawab berita yang menyebutkan jika salah seorang korban aksi yang berujung ricuh tersebut tewas disebabkan oleh peluru tajam. Dia mengklarifikasi berita tersebut. 

Dedi menambahkan, hingga kini hasil autopsi belum keluar. Maka itu belum dapat dipastikan apa penyebab kematian korban. 

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Dalam pengamanan aksi itu, Dedi memastikan TNI Polri tidak dibekali dengan senjata api maupun peluru tajam.

Dugaan sementara, pelakunya merupakan pihak-pihak yang sengaja merencanakan untuk kerusuhan tersebut. 

"Polri dan TNI dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali dengan senjata api dan peluru tajam. Dapat diduga pelakunya pihak-pihak yang sengaja men-setting akan membuat rusuh," kata Dedi.

Diketahui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut jika korban meninggal telah bertambah dari enam menjadi delapan orang karena kerusuhan yang merupakan ujung dari aksi 22 Mei tersebut.

Enam korban awal orang yang teridentifikasi ialah Farhan Syafero (31) asal Depok, M. Reyhan Fajari (16) asal Jakpus, Abdul Ajiz (27) asal Pandeglang, dan Bachtiar Alamsyah asal Batu Ceper.

Kemudian Adam Nooryan (19) asal Tambora, Widianto Rizky Ramadan (17) asal Kemanggisan. Sementara itu, Anies mengatakan dua warga yang baru meninggal ialah Sandro (31) dan satu lagi belum diketahui identitasnya.

Sementara korban luka-luka paling banyak berada pada luka ringan sebanyak 462 orang, kemudian nontrauma 93 orang dan luka berat sebanyak 79 orang dan belum ada keterangan 96 orang. Kemudian yang paling banyak menjadi korban ialah pemuda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya