JK Sebut 15 Konflik Besar di Indonesia Dipicu Ketidakadilan

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Kongres Pancasila XI di Balai Senat UGM.
Sumber :
  • VIVAnews/ Cahyo Edi (Yogyakarta)

VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir sebagai pembicara kunci di Kongres Pancasila XI yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis, 15 Agustus 2019. JK menyebut konflik di Indonesia lebih banyak disebabkan karena tidak ada keadilan bagi rakyat Indonesia.

Penghulu dan Penyuluh Dilibatkan Sebagai Aktor Resolusi Konflik Berdimensi Agama

JK merinci ada 15 konflik besar di Indonesia. Konflik itu menyebabkan ribuan nyawa rakyat Indonesia melayang. JK menerangkan pemberontakan Madiun, RMS, DI/TII, PRRI, Permesta, konflik Papua, serta kerusuhan Ambon, dan Kalimantan merupakan konflik besar yang pernah terjadi di Indonesia.

JK menerangkan banyak pihak yang menduga jika konflik di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh konflik agama. Padahal menurut JK, 10 konflik besar di Indonesia justru terjadi karena tidak adanya keadilan baik secara sosial maupun ekonomi.

Misteri Prabu Jayabaya yang Belum Terpecahkan, Dipercaya Sebagai Jelmaan Dewa

"Akibat konflik tersebut, setidaknya 1.000 orang lebih meregang nyawa. Dan ini tidak boleh terulang. Dari 15 konflik besar di Indonesia, 10 di antaranya bukan karena agama tapi ketidakadilan," urai JK.

"Konflik-konflik itu, termasuk konflik Aceh, orang mengira karena persoalan agama? Tidak. Itu muncul karena ketidakadilan ekonomi. Aceh yang kaya sumber daya alam (kekayaannya hanya dinikmati segelintir orang). (Konflik) Ambon, Poso orang mengira masalah agama. Tidak, itu karena ketidakadilan," sambung JK.

Perempuan dan Anak-anak Palestina Menanggung Beban Paling Berat

JK menambahkan keadilan baik di ekonomi maupun sosial haruslah terwujud di Indonesia. Tanpa keadilan ekonomi dan sosial akan memicu lahirnya pemberontakan dari masyarakat.

"Jadi persatuan itu, ya kita kalau negara kita adil dan maju ya kita harus bersatu. Mau hafal berapa kali Pancasila tapi tingkat kemiskinan dan ekonomi banyak, ini berontak orang. Berontak orang," tegas JK.

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani

Masih Ada Stigma Pemikiran Feminis dan Alergi Perspektif Gender, Menurut Komnas Perempuan

Komnas Perempuan memandang masih ada stigma terhadap pemikiran feminis sehingga membuat lembaga pengada layanan cenderung menghindari penggunaan istilah feminis.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024